Kelas Tertimpa Pohon, Siswa SDN Kedung Rejoso II Mengungsi

1051

Probolinggo (wartabromo.com) – Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Kedung Rejoso, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, terpaksa mengungsi. Pasalnya ruang kelas yang mereka tempati rusak tertimpa pohon.

Sejak hari ini, Jumat (15/3/2019), puluhan siswa SDN II Kedung Rejoso diungsikan, yakni kelas I sebanyak 14 siswa dan kelas VI sebanyak 20 siswa. Puluhan siswa itu, akan menempati ruang kelas SDN I Kedung Rejoso yang kosong. Sementara siswa yang lain tetap melangsungkan belajarnya di SDN II Kedung Rejoso.

Ruang belajar yang digunakan siswa di 2 kelas itu, rusak parah setelah dihantam pohon jati yang tumbang pada Rabu (13/3/2019).

Saat ini, puing-puing atap yang ambruk, tengah dibersihkan oleh guru-guru sekolah bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga :   30 KM Jalan Pasuruan Rusak, Pemprop Jatim dan Pelaksana Proyek Umbulan Harus Segera Perbaiki

“Kami memberikan bantuan terpal sebagai solusi sementara, agar gedung tersebut bisa dipakai untuk belajar mengajar,” kata Wahyudi, petugas BPBD.

Namun, pemasangan terpal itu dinilai tidak efektif oleh Dinas Pendidikan setempat. Sebab, kerusakan yang terjadi terbilang parah dan membahayakan keselamatan siswa dan guru. Setelah musyawarah, dihasilkan keputusan untuk merelokasi ke sekolah lain.

Siswa diungsikan untuk melanjutkan proses belajar mengajar ke SDN I Kedung Rejoso yang sudah tidak digunakan pasca merger dengan SDN II Kedung Rejoso.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indariyati mengungkapkan, bila sebelumnya terdapat tiga alternatif, agar siswa bisa melanjutkan belajar. Pertama, dua kelas digabung menjadi satu; kemudian mencoba memilih belajar di musala kantor desa; atau mendirikan tenda.

Baca Juga :   Wisma Atlet Beralih Fungsi, Disporaparbud-KONI: Kiamat

“Ternyata tidak, karena masih ada ruang yang lebih nyaman untuk anak-anak belajar. Ini nanti diturunkan dan buku diamankan. Untuk relokasi sendiri kami masih menunggu penganggaran,” kata Sri Agus Indariyati. (cho/saw)