Sehari di Oro-Oro Pule, Bolo Wadon Selami Kehidupan Janda Tulang Punggung Keluarga

3415

Pasuruan (wartabromo.com) – Tujuh perempuan dari berbagai latar belakang profesi yang tergabung dalam Relawan Bolo Wadon berkunjung ke Desa Oro-Oro Pule, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jumat, (17/5/2019). Mereka datang untuk selami kehidupan salah seorang janda yang menjadi tulang punggung keluarga.

Dialah Mukaiyah (45), seorang janda dengan lima orang anak yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga lantaran telah ditinggal mati oleh sang suami sekitar 9 tahun lalu. Tak ada pilihan lain yang bisa dilakukan Mukaiyah, selain bekerja serabutan demi menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya.

Keseharian Mukaiyah diisi dengan bekerja menjadi buruh tani. Sehari, ia hanya bisa mendapat upah Rp 12.000. Untuk menambah penghasilan, ia merawat ternak milik tetangganya. Anak pertama yang semula bekerja diperantauan pun kini sudah tak bisa lagi bekerja.

Baca Juga :   Gali Gagasan Baru, Agrofest 2018 Buka Kelas Inovasi Wisata Desa

Saat mendengar kisah pilu dan cerita keseharian Mukaiyah, para Relawan Bolo Wadon pun tergerak hatinya untuk membantu. Mulai dari mencari rumput untuk kambing milik orang lain yang dipelihara Mukaiyah, membersihkan kandang, belajar bersama anak-anak Mukaiyah hingga memasak untuk sajian berbuka puasa.

“Ini kami lakukan untuk sedikit meringankan beban Bu Mukaiyah, ya walaupun hanya satu hari saja,” ujar Ellena, salah satu Relawan Bolo Wadon.

Saat berbincang, terungkap jika Azizah, anak keempat Mukaiyah bercita-cita ingin melanjutan pendidikannya. Ia ingin masuk di salah satu pondok pesantren hingga masuk sekolah menengah pertama. Sayangnya keinginan itu masih terbentur biaya. Azizah pun hampir putus asa, namun ia tetap bertekad untuk melanjutkan sekolah. Ia merasa harus terus berjuang agar tak sampai putus sekolah.

Baca Juga :   3 Blok Rusun Disiapkan Buat ASN Probolinggo

Fatimatuz Zahro, Relawan Bolo Wadon yang juga seorang pengajar, menyarankan agar anak keempat Mukaiyah ini tetap melanjutkan pendidikannya.

“Jangan sampai putus sekolah, kamu masih bisa memanfaatkan Program Indonesia Pintar (PIP), biar nanti saya bantu,” ujar Zahro.

Tak hanya itu, para Relawan Bolo Wadon juga berkeliling desa, membagikan beberapa paket sembako kepada para janda di desa Oro-Oro Pule. Berdasarkan penuturan perangkat desa setempat, Oro-Oro Pule memang memiliki banyak janda yang hidup di bawah garis kemiskinan. Beberapa janda bahkan harus membanting tulang untuk menghidupi keluarganya seorang diri.

Sehari penuh berkunjung ke Desa Oro-Oro Pule, membuat para Relawan Bolo Wadon merasa sangat bersyukur dengan kehidupannya saat ini. Mereka terhenyak, ternyata masih banyak para perempuan pejuang keluarga, yang harus berjuang untuk keluarganya.

Baca Juga :   Rumah Ketua KPU Kabupaten Probolinggo Dibobol Maling

“Kita harus banyak bersyukur dan berjuang, tidak boleh manja. Sebagai seorang perempuan kita harusnya tidak boleh sering mengeluh, karena ternyata masih banyak perempuan lainnya yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tak patah aral untuk berjuang,” ujar Aulia Nanda, relawan Bolo Wadon. (ptr/may)