Selama Dua Dasawarsa, Hutan Gunung Arjuna Alami Kerusakan

2080

Pasuruan (WartaBromo) – Deforestasi dan degradasi lahan di Iereng Gunung Arjuna kian mengkhawatirkan. Bahkan, krisis lingkungan ini terjadi terhitung sejak 20 tahun terakhir.

Hal itu terungkap dalam Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dengan tema ”Keberlanjutan Sumber Daya Air Gunung Arjuna” oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) bekerja sama dengan Yayasan Kaliandra Sejati, Kamis (23/5/2019).

Koordinator Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kaliandra Sejati, Syarifudin Latif mengungkapkan, Gunung Arjuna merupakan daerah tangkapan air dan hulu dari sungai Brantas (sungai terpanjang di Jawa Timur). Memiliki arti penting bagi hampir 2 juta warga Kabupaten dan Kota Pasuruan, atau secara umum mampu memenuhi kebutuhan air bagi 43% masyarakat Jawa Timur (data Balai Besar Wilayah Sungai Brantas).

Hanya saja, selama kurun 20 tahun, kerusakan hutan (deforestasi) terus dijumpai. Tak hanya itu, degradasi lahan pun terus saja terjadi di Iereng Gunung Arjuna. Problem kerusakan pun beragam, mulai adanya pembalakan, alih fungsi lahan, hingga kebakaran hutan.

Kondisi selama dua dasawarsa itu, membuat Gunung Arjuna sebagai kantong resapan air utama, berangsur-angsur kehilangan fungsinya hingga ketersediaan air pun berkurang.

Dari data The Water Risk Filter, kondisi sumber air di Pasuruan sudah mengalami risiko tinggi, masuk dalam kategori “Baseline Water Stress”. Artinya, ada ketimpangan total penarikan air tahunan dengan total pasokan terbarukan tahunan yang tersedia untuk penggunaan konsumtif di hulu.

Sehingga, dampaknya pada keberlanjutan sumber daya air terancam karena tingginya penggunaan air, sementara pasokan terbarukannya sangat rendah.

“Makanya, pada musim kemarau, 38 desa di sepuluh Kecamatan wilayah Kabupaten Pasuruan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih,” ujar Syarifudin.

Itulah kemudian, fokus penguatan Gunung Arjuna dilakukan, di antaranya melalui program berkelanjutan berkolaborasi multipihak, menyelamatkan hutan.

Pihak swasta pun dituntut memiliki komitmen, senantiasa menjaga keberlanjutan sumber daya air. Pasalnya, seluruh kegiatan operasional perusahaan, air menjadi satu hal yang tak bisa ditinggal.

Imron Hamzah, Head Environment, Health, and Safety (EHS) Sampoerna mengatakan tuntutan itu coba dipenuhi dengan mengajak seluruh stakeholder lingkungan. Seperti tercatat pada tahun 2009-2014, Sampoerna berkolaborasi dengan Yayasan Kaliandra Sejati tuntaskan program pelestarian hutan dan mata air Gunung Arjuna. Mengusung Konsep Hutan Asuh, penanaman dilakukan di hutan lindung sebanyak 75.000 pohon, penanaman 27.000 bambu dan membuat 100 sumur resapan melibatkan ratusan warga sekitar.

”Masalah sumber daya air dan isu lingkungan lainnya perlu menjadi perhatian semua pihak, maka kolaborasi multipihak dari masyarakat, pihak swasta, Pemerintah, dan akademisi adalah mutlak agar solusi dapat secara efisien dirumuskan dan diimplementasikan,” kata lmron.

Kolaborasi multipihak, berprinsip untuk menjaga dan merawat keberlangsungan air di daerah Gunung Arjuna. Menurut Imron, terdapat tiga asas yang menjadi dasarnya yaitu efisiensi penggunaan air di lokasi pabrik, menjaga dan memelihara daerah tangkapan air, serta dukungan bersama para pemangku kepentingan. (ono/ono)