Penjual Kue Kering di Pasuruan “Panen” Rejeki

3126

Sukorejo (wartabromo.com) – Pengusaha kue kering di Kabupaten Pasuruan “panen” rejeki. Pasalnya, permintaan kue kering meningkat hingga 100 % jelang lebaran.

Sulastri (48), warga RT 01 RW 09, Dusun Wetan Embong, Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo ini sudah 11 tahun bergelut di dunia pastry. Jika diluar Bulan Ramadhan Ia hanya menghabiskan 5-10 kilogram bahan dalam sehari. Kini, Ia bisa menghabiskan 30-50 kilogram bahan.

“Ya Alhamdulillah, usaha rumahan ini jalan terus dan banyak yang senang. Karena kalau pas saya nanya, gimana kue saya enak atau tidak. Semua bilang enak,” ujar Sulastri.

Ada berbagai macam kue kering yang dijual Sulastri. Seperti Nastar, kastengels, putri salju dan masih banyak lagi. Biasanya kue kering ini dikemas dalam bentuk toples maupun kaleng dan kardus. Namun, permintaan kue kering dalam toples lebih banyak ketimbang kemasan lainnya.

Baca Juga :   Seleksi Administrasi CPNS di Pasuruan-Probolinggo-Lumajang Diumumkan, Simak Nama-namanya di Sini

“Tapi paling banyak memang beli yang toplesan karena dibuat untuk konsumsi sendiri. Lebih simple langsung dimasukkan ke dalam tas kresek atau di tas,” singkatnya.

Apalagi kue kering produksinya sekarang sudah diperjual belikan melalui sosial media. Diantaranya Whatsapp, Instagram hingga website resmi. Pelanggan pun berjubel membeli.

“Saya juga sudah buat website resmi, yakni www.kuerizkibarokah.com. Kita lengkali semua usaha kita, mulai ijin usaha, kesehatan dan lain sebagainya,” jelas dia.

Untuk kue kering, hampir semua jenis telah dibuat Sulastri. Harganya pun bervariasi. Semprit jelarut dijual dengan harga Rp 28 ribu untuk toples besar dan Rp 18 ribu untuk toples kecil. Nastar Rp 38 ribu, cookies kismis Rp 30 ribu, kastengels Rp 53 ribu, putrid salju Rp 32 ribu, good time Rp 30 ribu, lidah kucing Rp 28 ribu, kue kacang Rp 37 ribu dan kue abon Rp 37 ribu.

Baca Juga :   Hujan Es Guyur Dusun di Kecamatan Kejayan

Pada bulan Ramadhan ini, Ia dibantu oleh 7-9 orang tetangganya. Padahal pada hari biasa hanya 2-3 pegawai saja. Laba bersih sehari Sulastri juga cukup tinggi. Bisa mencapai Rp 500 ribu.

“Senangnya di sini, karena bisa membantu para tetangga yang ingin mencari kesibukan. Hasil dari penjualan kita juga kita peruntukkan untuk mereka semua,” pungkasnya. (mil/may)