Ribuan Emak-emak Tolak Perpanjang Tempat Hiburan Malam di Kota Probolinggo

2935

Probolinggo (WartaBromo.com) – Ribuan emak-emak di Kota Probolinggo tolak perpanjangan izin hiburan malam. Pasalnya, hiburan malam ini dinilai lebih banyak dampak negatifnya ketimbang positif.

Setidaknya ada sekitar 1.500 emak-emak beserta para laki-laki dan santri yang tergabung dalam ormas Islam berkumpul di depan gedung Sekretariat Pemkot Probolinggo. Mereka menenteng berbagai tulisan yang berisi tuntutan untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo untuk membasmi tempat hiburan malam. Karena dibalik tempat tersebut, ada prostitusi terselubung.

“Banyak dampak negatifnya, dari pada dampak positifnya bagi warga. Saya sebagai guru pengajar, butuh waktu lama dan bertahun tahun untuk membentuk akhlak murid saya. Tapi dengan adanya hiburan malam itu, sekejap saja semua berubah,” kata Musyarofah, pendemo, Senin (19/8/2019).

Baca Juga :   Koran Online 19 Maret : 5 Letusan Terjadi di Bromo, hingga Nasabah Asuransi Bumiputera Tuntut Polis Segera Dibayar

Musyarodah menyebut, para pelaku yang menawarkan jasa prostitusi di dua tempat karaoke yakni Pop City dan 888 bukan warga Probolinggo. Warga pun menyetujui langkah Pemkot yang tak memperpanjang izin dua tempat hiburan itu.

Aksi para emak-emak ini mendapat atensi khusus dari Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin.

“Ini suara rakyat, apalagi ada emak-emak tadi yang sangat peduli, pada keberlangsungan generasi muda. Kami akan tetap konsisten melakukan penutupan, bersama dengan seluruh dukungan dari rakyat,” tegasnya.

Ribuan pendemo ini kemudian bergerak menuju ke Gedung DPRD untuk menyuarakan hal serupa. Ini lantaran tindakan Pemkot sempat ditentang Dewan. Para penghuni parlemen ini meminta Pemkot melakukan peninjauan kembali terkait tidak diperpanjangnya izin usaha dua hiburan malam itu.

Baca Juga :   Pasutri Terseret Longsor Tutur hingga Goweser Kopas Deklarasi Dukung Muhaimin Jadi Capres | Koran Online 7 Feb

Sekadar diketahui, Pemkot Probolinggo membekukan izin karaoke keluarga Pop City dan 888 pada 6 Juli lalu. Warga kemudian berharap jika kebijakan memberantas tempat hiburan malam itu bisa terus dilakukan. (lai/may)