Lebih Dari 1.500 Warga Lumajang Tertipu Investasi Bodong Rp500 Miliar

6312

Lumajang (WartaBromo.com) – Lebih dari 1.500 warga Lumajang tertipu investasi bodong. Mereka kemudian mengancam pelaku investasi bodong kehilangan nyawa jika tak serahkan uang nasabah.

Ratusan ibu-ibu berbondong-bondong datangi Polres Lumajang. Mereka melaporkan penipuan yang dilakukan oleh Umi Salma (51) warga Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang. Perempuan paruh baya ini kemudian berhasil diamankan di Denpasar, Bali oleh Tim Cobra.

Saat di interograsi, ratusan nasabah yang mayoritas ibu-ibu mengerubungi pelaku. Mereka kemudian meminta Umi untuk mengembalikan uangnya.

Salah satunya Lathifa, nasabah Umi Salma yang mempunyai 200 anggota. Ia sempat mendapatkan ancaman dibunuh oleh anggotanya karena tabungan tak kunjung cair.

“Anggota saya kan banyak yang kerja di Pasar, nah mereka menagih uangnya kepada saya untuk sewa lapak. Karena tidak bisa membayar uang sewa lapak, lapak mereka dirampas sedangkan mereka mengancam balik ke saya kalau tidak bisa mengembalikan uang tersebut maka saya akan dibunuh,” ujarnya.

Baca Juga :   Sebelum Beraksi, Maling Ini Matikan Meteran Listrik Rumah Korbannya

Baca Juga : Waspada! Ini Model Investasi Bodong, Bawa Kabur Uang Nasabah hingga Rp500 Miliar

Bukan hanya Lathifa, seorang nasabah lain yang bernama Masula juga mengutarakan kekesalannya kepada pelaku investasi bodong.

“Sya kira Umi salma ini orangnya baik, saya sudah mempercayakan uang saya agar dapat bertambah untuk biaya umrah saya dengan orang tua saya,” terang Masula sambil tersedu-sedu.

Sementara itu, AKBP Arsal Sahban, Kapolres Lumajang mengatakan, setidaknya ada lebih dari 1.500 nasabah yang tertipu investasi bodong ini.

“Korban investasi bodong oleh tersangka umi salma yang sementara kami datakan lebih dari 1500 orang. Kami masih terus lakukan pendataan berapa jumlah sebenarnya,” jelasnya.

Baca Juga :   Listrik Disabotase Oknum Tentara, Warga Luruk Balai Desa hingga Pria Lekok Tepergok Bersama Banci Tanpa Kenakan Celana | Koran Online 22 Juni

Jumlah itu masih belum separuh dari jumlah 135 Grup dengan 90-an anggota yang sebelumnya tercatat menjadi korban penipuan. Jumlah total dana nasabah yang raib pun mencapai Rp500 miliar. (may/ono)