Jodang Hasil Bumi Sambut Muharaman di Krejengan

1900

Probolinggo (wartabromo.com) – Ribuan warga Desa/Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo dengan menggelar tradisi sedekah desa, Minggu (1/9/2019). Jodang hasil bumi diarak keliling desa, menyambut tahun baru Islam 1441 Hijriah. Perebutan hasil bumi menjadi puncak acara ini.

Ada 5 jodang diarak keliling kampung oleh warga sebelum dikumpulkan di rumah Kepala Desa (Kades) Krejengan Nurul Huda. Jodang berbentuk gunungan hasi bumi ini, merupakan sumbangan warga desa.

Ada juga jodang kecil berisi domba panggang. Terdapat sedikitnya 1.700 warga yang ambil bagian dalam tradisi ini.

Setelah berkumpul di rumah Kades, selanjutnya jodang hasil bumi dikirab menuju Balai Desa. Sepanjang 2 kilometer, warga melakukan kirab dengan iringan musik rebana dan bershalawat.

Baca Juga :   Ratusan Warga Berebut 122 Ancak Sedekah Desa

Di Balai Desa, jodang hasil bumi patungan warga tersebut didoakan bersama dipimpin tokoh agama desa.

“Sedekah desa sebagai wujud syukur warga atas hasil bumi yang telah diperoleh. Sembari berharap desa lebih makmur memasuki tahun yang baru. Ini momen satu Muharram Hijriah. Tujuannya pertama rasa syukur kehadirat Allah SWT, kedua selamatan desa,” ujar Kepala Desa Krejengan Nurul Huda.

Uniknya, selain jodang hasil bumi terdapat pula 700 bungkus kecil dupa di atas jodang. Dupa ini disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga (KK), yang nantinya menjadi bahan rebutan warga.

Dupa dimaksudkan sebagai simbol kebaikan, yang akan dibakar warga saat mereka memulai aktivitas pertanian.

Usai dilakukan do’a bersama, warga pun saling berebut dupa dan hasil bumi dalam jodang. Tak sampai 10 menit, dupa beserta aneka sedekah desa ludes diserbu warga. Bagi mereka, semakin banyak hasil bumi diperoleh, akan semakin baik karena makanan itu merupakan berkah desa.

Baca Juga :   Slametan Desa, Ribuan Warga Prigen Berebut Gunungan

“Banyak hasil bumi yang dibawa itu sumbangan warga, seperti polopendem dan juga hasil bumi diatas tanah, seperti buah. Murni, murni hasil sumbangan warga. Kami bergotong-royong sebagai bentuk kekompakan warga,” kata Abdul Jayek, salah satu warga.

Tradisi sedekah desa digelar warga Desa Krejengan yang mayoritas bermata pencaharian petani. Mereka berharap tahun depan dapat memanen hasil bumi lebih baik.

Agenda ini sudah berlangsung sejak 2015 lalu, setelah puluhan tahun vakum. Perdes nomor 1 tahun 2016 tentang Pelestarian Seni Budaya, menguatkannya. (saw/saw)