Harta Naik Signifikan, Ini Penjelasan Ketua Dewan

1805

Pasuruan (WartaBromo.com) – Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan angkat bicara terkait harta kekayaannya meningkat pasca menjadi anggota Dewan. Ia mengaku jika harta tersebut didapatkan sebelum menjadi anggota Dewan.

“Dalam beberapa hari ini, viral soal harta kekayaan kami yang jumlahnya dua kali lipat kekayaan Bupati Pasuruan dan seolah olah saya menumpuk kekayaan setelah jadi DPRD (Ketua DPRD). Itu salah besar,” jelas Sudiono Fauzan, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Selasa (15/10/2019).

Mas Dion –sapaan akrabnya- mengaku jika sebagian asset yang Ia miliki, sudah didapatkan sejak sebelum jadi anggota dewan. Ia kemudian melaporkan harta kekayaan tersebut sesuai dengan taksiran harga barang dan asset.

“Dalam LHKPN – KPK, kami melaporkan apa adanya, tentu sebatas kemampuan kami mengukur dan menaksir harga barang dan aset yang kami miliki menurut perkiraan umum. Karena memang tidak ada panduan/juknis detail cara menghitung dan mengukur nilai dari sebuat aset dr KPK,” lanjutnya.

Baca Juga :   Persekap Kota Pasuruan Bantai Mitra Bola Utama 7-0

Baca juga : Jadi Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Segini Harta Sudiono

Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini kemudian menjelaskan ihwal asset dengan nilai terbesar pada laporannya. Sebut saja Harta Tidak Bergerak yang berupa tanah dan bangunan. Harta tersebut didapatkan dari warisan orang tua pada tahun 1995 silam.

Tanah warisan dengan luas 5 hektar tersebut pada laporan pertama di tahun 2005, masih ditanami palawija. Hasil yang didapatkan ditaksir Rp 1 Miliar.

“Sejak tahun 2007 tanah tersebut kami rombak total, menjadi tanaman holtikultura, tepatnya Mangga Gadung Klonal 21, Mangga Namdokmai Thailand, Mangga Brazil, dll. Yang hari ini mangga Klonal 21 tersebut sangat populer dengan nama Mangga Alpukat,” jelas Mas Dion.

Baca Juga :   Sempat Kosong, Stok Darah PMI Kabupaten Pasuruan Kembali Normal
Kebun Mangga Alpukat milik Sudiono Fauzan.

Dari sanalah kemudian omset pertanian Mas Dion meningkat. Lahan palawija tersebut disulap menjadi kebun dengan ribuan Mangga bernilai jual tinggi. Otomatis, asset tanah dan bangunan yang semula sekira Rp 1 Miliar, menjadi Rp 8,7 Miliar.

“Kesimpulannya, aset tersebut sebagian besar kami miliki sebelum jadi anggota DPRD. Mungkin dulu, nilainya tidak seberapa, atau bahkan tidak terlalu bernilai, tetapi saat ini, saat Mangga Alpukat booming dan viral, maka sangat bernilai ekonomis,” pungkasnya. (may/ono)