Buka Jalan ke “Pintu Langit”

23193

“Saya sempat tanya Pak Lukas (Panitia TNR) dan Pak Joko karena kan di luar banyak terdengar yang tidak enak. Ini bagaimana kok malah kami yang dipojokkan. Kalau memang seperti ini, pindah saja TNR dari Pintu Langit. Ternyata mereka tetap memilih di sini karena di lokasi biasanya, sering bikin macet,” tegas Gus Ipul.

Yang perlu dicatat, lanjut Gus Ipul, sebelum dipilih menjadi lokasi TNR, pihaknya sudah punya agenda sendiri untuk kegiatan lari pada Desember mendatang. “Saya paham bagaimana aturannya. Masa karena bupatinya adik saya lalu seenaknya sendiri saya minta anggaran. Tidak bisa seperti itu,” terang Gus Ipul.

Gus Ipul pun mengatakan, sebagai warga asli Pasuruan, pihaknya merasa bertanggung jawab untuk ikut memajukan pariwisata yang ada. Dari sanalah gagasan untuk membuat Pintu Langit di Prigen. Selama ini, Prigen dengan ‘Tretes’nya lebih dikenal sebagai tempat sumir ketimbang sebagai tempat wisata keluarga.

Baca Juga :   Kementerian Pariwisata Siapkan Rp2 Miliar Bangun Rest Area di Puspo

Dan, sejak ada Pintu Langit ada, stigma Tretes mulai bergeser. Dari yang tempat esek-esek, menjadi wisata keluarga. “Sebenarnya itu yang harus dipahami. Kami ini susah payah ingin membuat terobosan wisata alternatif untuk menyaingi Batu, lha kok begitu yang dipahami,” jelas Gus Ipul.

Ia pun meminta publik menangkap sisi baiknya daripada sebaliknya. Apalagi, secara materil, tidak ada keuntungan secara langsung yang didapat Pintu Langit dari penyelenggaraan kegiatan itu.

Saat gelaran konser Jazz Tretes misalnya. Tamu-tamu yang datang dari luar kota, banyak menginap di hotel-hotel di kawasan Tretes. Karena kebetulan, tempatnya tidak ada penginapan. Begitu juga dengan pengunjung, semuanya gratis. (*) ke halaman awal

Baca Juga :   Didenda Rp 2 Juta, Pekerja Seks Tretes Ngaku Kapok