Menjadi Warga Ramah Difabel

715

Pasuruan (Wartabromo.com) – Sekolah ramah difabel, sampai kota ramah difabel mungkin sudah tak asing. Tapi, pernahkah berfikir, apakah warganya juga ramah difabel?

Mohammad Esa, praktisi pendidikan khusus, menyebut ada cara untuk menjadi ramah difabel.

“Langkah pertama buat jadi ramah difabel adalah harus tahu dulu jenis-jenis disabilitas yang ada di masyarakat,” tutur Esa, dinukil dari Temali.com.

Nah, difabel sendiri berasal dari kata different ability. Kata itu dipakai untuk menggambarkan penyandang disabilitas. Di mana mereka memiliki keterbatasan tertentu untuk melakukan sesuatu.

Ada beberapa jenis difabel, di antaranya tuna netra (tidak dapat melihat), tuna rungu (tidak dapat mendengar), tuna grahita (anak berkebutuhan khusus), dan lain-lain.

Baca Juga :   Jodoh Pria Lumpuh Sejak Lahir itu adalah Pasiennya

Apabila sudah mengenal jenis-jenis difabel, langkah selanjutnya adalah memperlakukan mereka sesuai dengan kelompok disabilitas yang disandang.

Misalnya, kepada tuna netra, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyentuhkan punggung tangan ke punggung tangan mereka. Hal itu dilakukan sebagai tanda permisi. Ketika berbicara pun, harus dengan jelas, supaya mereka dapat membayangkan secara visual.

Berbeda dengan tuna rungu. Ketika ingin berbincang dengan mereka, gunakanlah gerak mulut yang jelas.

Itu merupakan alternatif bagi yang belum mampu menggunakan bahasa isyarat pada tuna rungu. Dengan gerak mulut yang jelas, paling tidak, mereka dapat mengerti melalui bahasa ujaran.

Selain tuna rungu dan tuna netra, tuna grahita juga termasuk yang sering ditemui di tengah masyarakat. Tuna grahita adalah mereka yang lemah daya tangkapnya seperti misalnya down syndrome. Cara memperlakukan mereka haruslah penuh kasih sayang, layaknya dengan anak-anak.

Baca Juga :   Mengenal Arizky Perdhana Kusuma, Difabel yang Tempuh 52 Km per Hari untuk Mengajar

Para penyandang disabilitas juga manusia sama seperti orang normal lain. Mereka juga bagian dari kita. Hanya saja memiliki keistimewaan. Namun, mereka juga berhak mendapat perlakuan yang sama.

Maka dari itu, selain fasilitas dan daerah yang ramah difabel, manusianya juga harus ramah difabel. Selamat Hari Difabel Internasional tahun 2019. (bel/may)