Klaim Turun, Dinkes Pasuruan Masih Ingin Tekan Stunting Jadi 20%

1450

Pasuruan (WartaBromo.com) – Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Pasuruan klaim jumlah anak dengan stunting terdapat penurunan. Meski demikian, kasus kesehatan itu tetap jadi perhatian untuk ditekan.

Data Dinkes Kabupaten Pasuruan, tercatat ada sekitar 16.222 anak dalam kondisi stunting. Rasio yang dicatatkan mencapai 30,7% dari 121.000 Balita yang ditimbang pada Agustus tahun lalu.

Dari banyaknya jumlah bayi dan Balita yang ditimbang, Kepala Dinkes Kabupaten Pasuruan, Agung Basuki menegaskan kasus stunting telah dapat ditekan.

Kata Agung, persentase kasus stunting pada tahun lalu menurun, dari 25% tercapai 22,5% dari jumlah bayi dan Balita yang ditimbang. Jumlah tersebut, diklaim Agung jauh di bawah target nasional, yakni 28%.

“InsyaAllah tahun ini akan kita turunkan lagi sampai 21% atau 20% dari jumlah bayi dan Balita. Harus semangat untuk semua petugas, dan termasuk para orang tua,” ucapnya.

Baca Juga :   Gus Ipul Minta Pembangunan Mal Pelayanan Publik Dipercepat

Di sisi lain, Februari adalah bulan timbang. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan melalui Dinkes mengingatkan para orang tua yang punya bayi dan balita, untuk segera ditimbang ke Posyandu terdekat.

Penimbangan bayi dan Balita berupa pengukuran berat dan tinggi badan sangat penting. Utamanya agar anak tak menjadi stunting (perawakan pendek).

Berat dan tinggi anak harus terus dipantau dari umur 0 sampai umur 5 tahun. Terpenting, ucap Agung, pemantauan berat badan harus intens dilakukan, dan tidak harus di Posyandu.

“Bisa di Puskesmas atau di rumah-rumah warga yang mengadakan kegiatan penimbangan bayi dan Balita,” kata Agung, awal pekan ini.

Dijelaskannya, dengan dilakukan pengukuran dan penimbangan secara berkelanjutan, maka tumbuhkembang dan emosional anak bisa diketahui.

Baca Juga :   Pria asal Rejoso Jual Istri dengan Tarif Rp50 ribu

“Supaya tahu normal atau tidak. Kalau tidak, bisa stunting nanti,” ucapnya.

Soal kesehatan bayi, tak terkecuali stunting, Agung mengimbau agar ibu-ibu yang sedang menyusui, dapat memberikan ASI kepada Balita-nya. Karena, kata dia, ASI jauh lebih baik, dan lebih komplit kandungan gizinya, daripada susu apapun.

“Cukup dari ASI saja ketika bayi umur 0-6 bulan. Setelah itu, diberikan gizi yang lain, tapi tetap ASI sampai 2 tahun. Di sisi lain, orang tua harus memperhatikan sanitasi. Seperti jambannya harus bersih, agar tidak diare dan cacingan,” imbuhnya.

Dalam hal mendukung bulan Februari sebagai Bulan Timbang, Dinkes Kabupaten Pasuruan akan memberikan vitamin A dan obat cacing secara gratis untuk masyarakat.

Baca Juga :   Keberangkatan Haji Belum Pasti, Dua Jamaah Tarik BPIH

Menurut Agung, Vitamin A tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh.

“Kita beri obat cacing, untuk menurunkan angka prevalensi kecacingan pada anak melalui pemberian obat cacing terintegrasi,” urai Agung menambahkan.

Diungkapkan kemudian, partisipasi masyarakat untuk menimbang Balita di Posyandu, terdapat peningkatan cukup signifikan. Terlebih ketika kasus stunting menjadi pokok bahasan pada tahun 2019 lalu, jumlah orang tua yang memeriksakan kesehatan bayi dan Balita semakin banyak. (mil/ono)