Melirik Pesona Banyu Biru dalam Batik Ikan Sengkaring

1278
“Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bagaimana bisa mempopulerkan Banyubiru. Salah satunya melalui batik ikan sengkaring ini.”

Laporan : Emil

BATIK semakin kaya akan beragam desain dan ide kreatif. Tak melulu bergambar bunga, wayang atau adat jawa, pengrajin batik memiliki daya imajinasi sendiri yang membawanya lebih berkelas.

Sebut saja Ferry Sugeng Santoso. Pembatik asal Sukorejo, Kabupaten Pasuruan ini menyulap ikan sengkaring menjadi motif batik baru. Ikan Sengkaring yang hidup berkoloni di Pemandian Alam Banyubiru, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, ternyata bisa dituangkan menjadi motif batik yang berkelas.

Ferry kemudian bercerita ketertarikannya membuat motif batik berbeda dari yang lain. Salah satu alasannya yakni untuk mempopulerkan Banyubiru sebagai potensi wisata asli Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga :   Pedagang di 5 Pasar Kota Pasuruan Dilakukan Rapid Test

“Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bagaimana bisa mempopulerkan Banyubiru. Salah satunya melalui batik ikan sengkaring ini,” kata Ferry saat ditemui di rumah plus gallery Älam Batik Dusun Pajaran, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo.

Ferry menyebut, sebenarnya ide untuk menjadikan ikan sengkaring sebagai motif batik sudah sejak 2018 lalu. Namun, Ia baru bisa menemukan motif dengan karakter ikan yang kuat pada 2019 lalu.

“Susahnya adalah menciptakan motif yang menunjukkan karakter kuat ikan sengkaring. Ikan sengkaring ini hidupnya berkoloni, ada yang kecil tapi ada yang sangat besar sampai 1,5 meter,” katanya.

Niat mulia warga Sukorejo ini pun berbuah manis. Dua batik ikan sengkaringnya dilirik pecinta batik dan terjual dengan harga fantastis. Satu lembarnya bahkan dibeli seharga Rp15 juta.

Baca Juga :   Duh! 'Godfather' Senang Bagi-bagi Sabu Gratis ke Warga

“Makanya saya tambah semangat untuk memperbanyak batik motif ikan sengkaring ini,” lanjut Ferry.

Meski begitu, harga memang sama dengan susahnya proses produksi. Jika biasanya motif batik bisa dibuat cepat, ikan sengkaring butuh waktu khusus. Setidaknya satu kain bisa digarap dalam waktu 2 minggu hingga satu bulan lamanya. Ferry menyebut, butuh ketelatenan yang luar biasa untuk membuat motif ini.

“Kalau penyuka batik, pasti tidak melihat harganya. Tapi keindahan sebuah batik itu sendiri. Batik mahal karena proses pengerjaannya, bukan motif atau gambarnya,” terang pria yang selalu tampil nyentrik ini.

Dengan dimunculkannya batik ikan sengkaring, pria yang beberapa kali menyabet penghargaan dari Pemerintah Pusat ini berharap, batik semakin disukai semua kalangan. Mulai dari anak-anak sampai orang tua.  Apalagi, batik bisa dikombinasikan dengan pakaian kekinian. Bahkan dengan jeans sekalipun.

Baca Juga :   Koran Online 30 Juli : Kalimantan Resmi Jadi Lokasi Ibukota Baru, hingga Warga Lumajang Ramai-ramai Ungsikan Motor ke Probolinggo

“Batik semakin ke sini semakin disuka, mulai kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Harapannya batik menjadi budaya, yakni budaya mengenakan batik sejak dini,” pungkasnya. (*)