Menikmati Fenomena Air Limpasan di Bromo

5906

Sukapura (wartabromo.com) – Air limpasan kerap dijumpai di lautan pasir bila hujan mengguyur deras di kawasan Bromo. Bagi orang awam, fenomena alam ini dianggap membahayakan, meski sebenarnya tak demikian.

Seperti yang belakangan viral di media sosial. Dalam video amatir unggahan akun @Probolinggo, nampak air limpasan Bromo menerjang bak banjir bandang. Wisatawan yang datang, ramai-ramai mengabadikannya dari tepian jalur air.

Fenomena air limpasan ini, terjadi usai hujan deras terjadi. Utamanya yang mengguyur kawasan puncak Bromo dan Gunung Batok. Air limpasan, bergerak dari puncak Bromo, membelah laut pasir. Dalam hitungan menit, biasanya air ini segera hilang.

Fenomena air limpasan Bromo inipun kerap mencuri perhatian pengunjung yang kebetulan menemuinya. Bagi yang tidak tahu, pasti menyangka air limpasan ini banjir bandang yang berbahaya. Padahal, kondisi ini sudah lumrah terjadi di laut pasir Bromo.

Baca Juga :   Jembatan Sementara Hanyut, Warga Wonoasih Seberangi Sungai Pakai Rakit

Turis asal Finlandia, Mikkep mengatakan, ia sangat terpesona dengan kejadian alam ini. “Itu sangat luar biasa, belum pernah melihat yang seperti ini, sangat mendadak. tidak takut, datangnya begitu senyap dan perlahan. karenanya saya hanya melihat dan berdiri di tepian. sangat menarik, tidak terlihat menakutkan. mungkin aku hanya perlu mengikuti petunjuk lokal,” jelasnya.

Sesaat setelah surut, biasanya bekas air limpasan ini menjadi ajang offroad. Kendaraan 4×4 yang mengangkut wisatawan, memanfaatkan sisa genangan dan lumpur untuk lewat. Cipratan air bercampur lumpur, menimbulkan sensasi keseruan yang luar biasa.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi menyebut, fenomena ini rutin terjadi setiap usai hujan. “Masyarakat dan wisatawan, diimbau tidak panik saat menemui fenomena air limpasan Bromo ini. Karena ini sudah biasa,” kata Anggit.

Baca Juga :   Dikira dari Kulkas, Bau Menyengat Ternyata dari Tetangga yang Sudah 4 Hari Meninggal

Anggit bilang, saat air sedang deras, dianjurkan untuk menunggu di tepian, jangan sampai melintas dan memotong jalur air. Puncak musim hujan, sangat tepat untuk menikmati fenomena alam langka ini. (lai/saw)