Begini Proses Persalinan Caesar yang Perlu Ibu Tahu

4672

Pasuruan (Wartabromo.com) – Beberapa kondisi medis, membuat ibu hamil harus melahirkan secara caesar. Tak ayal, kondisi ini membuat sebagian ibu resah.

Dinukil dari kumparan, ada hal-hal yang perlu diketahui, mulai saat persiapan sampai operasi selesai. Begini prosesnya.

Pertama, pemberian infus. Infus diberikan apabila perlu pemberian obat atau cairan tambahan pada ibu. Pemberian infus ini hanya untuk mempercepat tindakan saja.

Selanjutnya, pemberian obat bius. Obat bius akan diberikan baik epidural maupun spinal blok. Dalam situasi darurat yang mengharuskan bayi segera dikeluarkan, akan dilakukan pembiusan total.

Sekadar diketahui, bius epidural adalah salah satu bentuk bius lokal yang digunakan untuk membuat bagian tertentu pada tubuh mati rasa. Dengan kata lain, sebagai penghilang rasa sakit (analgesia). Sedangkan anestesi spinal berfungsi sebagai penghilang rasa sakit di area bawah pinggang, serta memungkinkan pasien tetap terjaga selama operasi.

Baca Juga :   Cara Jitu Hadapi Anak yang Suka Membantah

Setelah diberikan obat bius, perut ibu akan dibersihkan dengan cairan antiseptik. Kemudian, sebuah kateter akan dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk menjaganya agar tetap kosong dan tidak menggangu jalannya operasi.

Saat proses persalinan, sebuah kain steril diletakkan di area perut. Sebuah papan juga dipasang di dekat ahu untuk menghalangi pandangan ke arah perut.

Jika anda butuh support saat lahiran, suami akan dipersilahkan masuk dan mengenakan pakaian steril. Ia akan berada di dekat kepala dengan menggenggam tangan ibu saat persalinan untuk memberi dukungan.

Nah, saat obat bius sudah bekerja, dokter akan memulai sayatan. Sayatan biasanya mendatar di bagian perut bawah, sedikit di atas rambut kemaluan. Mungkin, ibu akan merasa ada resleting kulit dibuka. Tapi tenang, itu tidak akan terasa sakit.

Baca Juga :   Bunda, Simak Cara Mencegah Lahirnya Bayi Jumbo Yuk!

Sayatan kedua diberikan di rahim. Kantung ketuban dibuka, dan cairan di dalamnya akan diisap apabila selaput ketuban masih utuh sebelum operasi dilakukan. Pada proses ini, akan terdengar bunyi gemericik atau bunyi cairan disedot.

Berikutnya, si bayi akan dikeluarkan. Sementara salah seorang petugas menekan rahim ibu. Apabila diberi epidural, ibu akan merasakan sensasi tarikan, tetapi mungkin tidak akan merasakan apa pun jika diberi spinal block.

Ketika bayi keluar, lendir di mulut dan hidung bayi akan dihisap. Tangisan pertama akan pecah dari si bayi. Kemudian tali pusar akan dengan cepat dijepit dan dipotong. Barulah si ibu diizinkan untuk melihat bayi sebentar.

Sementara bayi menjalani perawatan dan pemeriksaan rutin, dokter akan mengeluarkan plasenta. Ketika kondisi ibu dan bayi baik, proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) akan dilakukan.

Baca Juga :   Saran Dokter Gizi Terkait Menu Makanan Ibu Hamil di Tengah Pandemi

Selama proses IMD berlangsung, dokter segera melakukan pemeriksaan rutin pada organ-organ reproduksi ibu dan menjahit sayatan yang telah dibuat. Sayatan di rahim akan dijahit dengan jahitan yang dapat diserap tubuh, jadi tidak perlu dilepas. Sedangkan sayatan di perut akan ditutup dengan jahitan biasa atau staples bedah.

Untuk membantu rahim berkontraksi, dokter akan memberikan suntik oksitosin. Tak lupa, Infus antibiotik akan diberikan untuk menekan risiko infeksi.

Setelah proses persalinan yang cukup panjang, ibu juga akan diberi obat penghilang rasa nyeri agar dapat beristirahat. Tenang, obat tersebut tidak akan masuk ke kolostrum. Sehingga, ibu masih bisa menyusui. Jika tidak ada masalah, 4-5 hari berikutnya ibu dan bayi sudah diizinkan pulang ke rumah.

Jadi, tidak perlu takut lagi ya untuk proses persalinan caesar. (bel/may)