Kampanyekan Hidup Bersih, Dewan Dukung Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer Ponpes KHA Wahid Hasyim Bangil

4517

Bangil (WartaBromo.com) – Merebaknya virus corona (Covid-19) mengakibatkan hand sanitizer menipis di pasaran. Kondisi ini menjadi perhatian, hingga semua pihak didorong bisa membuatnya secara mandiri.

Sikap, di antaranya ditunjukkan Sudiono Fauzan, Ketua DPRD Kabupaten, dengan memberikan dukungan terhadap Pondok Pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil, yang menggelar pelatihan pembuatan hand sanitizer, Rabu (25/03/2020).

Ponpes yang terletak di Dusun Sukalipuro, Desa Dermo, Kecamatan Bangil ini melibatkan seluruh santrinya dalam pelatihan tersebut.

Tak hanya hand sanitizer, mereka juga dilatih membuat jamu berbahan dasar empon-empon. Pelatihan ini dimaksudkan sebagai bekal santri, agar ketika pulang bisa membuatnya sendiri dan bisa digunakan bersama-sama keluarga di rumah.

Baca Juga :   IGD RSUD Bangil Tutup 4 Hari Hingga Petani Kubis Bromo Menangis | Koran Online 11 Sept

“Saya kira kreativitas seperti ini juga sangat membantu untuk masyarakat, jadi mereka bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh santri di sini,” kata Dion, sapaan akrabnya.

Ia menuturkan dengan membuat hand sanitizer secara mandiri, masyarakat bisa menjaga diri.

“Begitupun dengan jamu empon-empon, bahan bakunya juga mudah didapatkan. Seperti jahe, serai, kunyit, gula merah, dan garam. Jadi bisa buat sendiri di rumah,” tandas Dion.

Hal lain yang utama dari pelatihan ini adalah sekaligus sebagai ajang kampanye kepada santri maupun masyarakat secara luas, untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, sehingga tidak terjangkiti penyakit.

KH. Ahmad Wildan Pengasuh Pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil mengatakan, pelatihan seperti ini sebenarnya sudah ketiga kalinya dilakukan. Namun, kali ini merupakan yang terbesar, karena melibatkan seluruh santri dan santriwati.

Baca Juga :   Pemuda Gagahi Gadis Kenalan di Medsos hingga Instansi di Pemkab Lumajang 100% WFH | Koran Online 14 Juli

“Bisa dikatakan akbar, karena pada pelatihan pertama dan kedua hanya dilakukan oleh kelompok kecil saja. Jadi hanya pada saat ekstrakulikuler saja,” ungkap Wahid.

Kebetulan, santri juga sudah waktunya pulang. Ponpes ini memang akan berlakukan libur ramadan pada minggu depan. “Jadi hasil dari pelatihan ini juga bisa dibagikan kepada keluarga mereka,” imbuhnya.

Ia juga menuturkan, produk yang mereka buat masih untuk kebutuhan pondok, tidak untuk dikomersilkan. Lebih-lebih, bahan untuk membuat hand sanitizer saat ini harganya juga melejit.

“Satu liter alkohol harganya Rp50 ribu. Selain itu pembeliannya juga dibatasi,” terangnya.

Bahan utama hand sanitizer yang dibuat santri Ponpes ini berupa alkohol mencapai 98,5%. Selain itu mereka juga menambahkan bahan lainnya, seperti H202 sebanyak 3%, gliserin, dan aquadest. (nul/*)

Baca Juga :   Rancangan P-APBD 2020 Alami Defisit Rp 299 Miliar