Pasuruan (WartaBromo.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Pasuruan ajak warga binaan memroduksi masker non-medis. Langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pencegahan sebaran virus corona (Covid-19).
Kebutuhan masker di tengah pandemi Covid-19 diperkirakan meningkat. Tak jarang, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan masker dengan harga yang terjangkau.
Menyikapinya, Lapas kelas IIB Pasuruan memroduksi masker hingga ratusan buah, yang siap dibagikan untuk seluruh warga binaan dan masyarakat sekitar.
Kepala Lapas Pasuruan Wahyu Indarto mengatakan, produksi masker non-medis tersebut dilakukan di ruang konveksi yang ada di dalam Lapas.
Di dalam ruangan tersebut, sejumlah warga binaan beberapa hari terakhir terlihat sibuk di depan mesin jahit.
Dijelaskan, warga binaan yang sebelumnya menjahit sarung, hasil kerja sama dengan salah satu perusahaan sarung terkemuka tanah air.
“Awalnya memang tidak bisa menjahit. Kemudian kita datangkan instruktur yang bisa melatih kemampuan menjahit warga binaan. Dan sekarang, semuanya sudah bisa menjahit. Sehingga kalau hanya menjahit masker malah lebih gampang, karena ukurannya juga kecil,” kata Wahyu, Kamis (09/04/2020).
Dalam sehari, warga binaan bisa memproduksi masker hingga lebih dari 200 buah. Masker tersebut dibuat dari kain spons yang hanya bisa dipakai sekali atau dua kali saja. Wahyu menyatakan, ratusan masker ini tak hanya dibagikan untuk warga binaan, melainkan juga warga sekitar maupun pengendara yang melintas di depan Lapas.
“Semuanya kita bagikan secara cuma-cuma alias gratis. Semoga bisa bermanfaat untuk mencegah penularan Covid-19 di sekitar kita,” jelasnya.
Sementara itu, penggunaan masker di dalam Lapas sangat diwajibkan bagi seluruh petugas. Utamanya yang berhubungan langsung dengan pelayanan pengunjung atau urusan surat menyurat yang mewajibkan bertemunya petugas Lapas dengan pihak luar.
“Kalau ada tamu yang masuk, harus dipastikan sehat. Tidak lagi flu atau batuk berat,” kata Wahyu.
Pengecekan suhu tubuh terhadap tamu juga dilakukan, kemudian pemberian disinfektan, sekaligus harus mencuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan dalam wastafel di depan Lapas.
“Ini merupakan bagian dari protokol kesehatan yang selalu kami laksanakan,’ tegasnya. (mil/ono)