Tukang Becak Meninggal Mendadak Disebut-sebut Punya Riwayat Hipertensi

1785

Pasuruan (wartabromo.com) – Seorang tukang becak meninggal mendadak saat mengantarkan penumpangnya di Jl. Pucangan, Kelurahan Purworejo, Kota Pasuruan, Rabu (15/4/2020) pagi tadi. Dari penelusuran, korban diketahui memiliki riwayat hipertensi.

Ardimo (63), warga Jl Halmahera 17/20, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan itu sempat sadarkan diri saat ditolong. Oleh sejumlah warga bahkan sempat diberi air minum.

Namun, tanpa diduga-duga napas sang kakek terhenti sehingga diyakini meninggal sebelum petugas kesehatan datang.

Shierly Marlena, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan menjelaskan, dari sisi medis Ardimo sebelumnya mempunyai riwayat hipertensi.

“Ada riwayat hipertensi dari keterangan keluarga,” kata Shierly melalui pesan WhatsApp.

Terkait keputusan penerapan protokol kesehatan diakui lebih pada pertimbangan kondisi adanya wabah corona. Keputusan itu dipastikan untuk saling melindungi diri, sehingga petugas mengenakan APD lengkap saat mengevakuasi korban.

Baca Juga :   Bupati Probolinggo Tegaskan Tak Tutup Pasar

Ikhtiar pengecekan detail berkenaan denga virus corona (Covid-19), ditegaskan tak bisa dilakukan. Tak diketahuinya gejala maupun keluhan awal dirasakan korban sebelumnya, jadi salah satu alasannya. Belum lagi kondisi Ardimo didapati sudah dalam keadaan tak bernyawa.

“Cuma karena pasien datang sudah dalam keadaan meninggal jadi tetep tidak bisa disimpulkan death on arrival,” tandasnya.

Sementara Kasubbag Humas Polres Pasuruan Kota AKP Endy Purwanto menjelaskan, dari tinjauan kondisi, pihak berwenang diakui memutuskan melakukan evakuasi dengan cara-cara protokol kesehatan. Evakuasi korban mirip dengan cara menghadapi pasien corona diungkapkan sebagai langkah antisipasi.

“Menurut keterangan dari salah satu warga korban saat membawa penumpang tiba – tiba terjatuh dari becak. Katanya merasa pusing,” terang Endy.

Baca Juga :   Dibatasi, Pedagang di Haul KH. Abdul Hamid Sebut Pembeli Berkurang

Peristiwa ini disebutnya cukup bisa diterima pihak keluarga.  Bahkan, perwakilan keluarga Ardimo menyatakan penolakannya ketika polisi mencoba melakukan visum.

“Pihak keluarga yakin korban meninggal dalam kondisi wajar. Tak ada tanda kekerasan,” pungkas Endy. (don/ono)