“Jika bisa lebih baik simpan uang dalam bentuk digital, sehingga lebih mudah untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online”.
“Namun apabila mengalami kesulitan dalam berbelanja secara online, upayakan untuk mencari orang lain untuk membantu. Jika itu sulit dilakukan, carilah orang yang dapat membantu akses kita secara online tentunya,” tegas mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tersebut.
Selain itu, Fajrin, sapaannya juga menambahkan. “Saran saya kawan difabel netra harusnya hafalkan tempat berbelanja itu sehingga bisa belanja sendiri, namun jika terpaksa untuk belanja dengan orang lain, gunakanlah tongkat pada ujungnya untuk tetap jauh, setelah itu cuci tongkat, tangan dan baju, Serta tetap membawa hand sanitizer dan gunakan masker ketika belanja keluar.”
Mengurangi Rebahan
Bagi ahli rebahan seperti penulis, hal ini merupakan sesuatu yang didambakan. Namun mengingat risiko yang menghantui jika selalu rebahan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit lainnya, agaknya perlu suatu cara dalam mengatasi hal tersebut. ke halaman 2
Putri Juwita S. D., seorang Human Resource Development (HRD) di jagoanhosting.com, memberikan saran untuk mengatasi kecanduan rebahan saat di rumah bagi difabel netra.
“Untuk tetap produktif saat masa seperti ini, buatlah daftar perencanaan yang akan dilakukan. Setelah itu berkomitmen untuk melakukan kegiatan itu satu persatu. Namun bagi yang memang sekarang tidak dapat bekerja seperti biasanya, upayakan untuk menggali hobi lain yang bisa kita lakukan selama masa pandemi, seperti membaca atau menulis dan tetap berolahraga kecil di rumah.”
Tetap Nyaman di Rumah
Tetap diam di rumah adalah salah satu upaya pencegahan yang paling efektif untuk dilakukan dalam masa ini. Hal itu akan menjadi masalah ketika salah satu anggota keluarga mendiskriminasi difabel netra karena kurangnya pengetahuan atau anggapan buruk, seperti ilmu hitam, bentukan supranatural, dan karma yang selama ini mengakar pada alam bawah sadar non-difabel terhadap difabel, atau anggapan tidak perlu melakukan sesuatu akibat disabilitas yang dialaminnya.
Hal seperti itu akan menciptakaan keresahan bagi difabel netra.
Akhirnya, alih-alih melakukan pencegahan. Para difabel netra lebih cenderung untuk keluar rumah akibat rumah yang tidak nyaman. Maka dari itu, perlu adanya cara-cara yang harus dilakukan semua anggota keluarga agar tetap nyaman di rumah.
Rr. Nia Paramita Y, M.si., M.Psi, Psikolog, dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) cabang Malang, mengutarakan pendapatnya terkait yang harus dilakukan setiap anggota keluarga di rumah.
“Saling menghargai itu menjadi penting untuk tetap nyaman di rumah dalam masa seperti ini”. Psikolog yang juga bekerja klinik itu menambahkan.
“Jika memang terjadi konflik, coba cari orang yang obyektif untuk menjadi penegah atas permasalahan yang terjadi di antara anggota keluarga, seperti tokoh sekitar atau seorang spikolog”.
Menstabilkan Keuangan
Melihat rekening yang semakin menuju ke arah nihil, tentu menjadi momok bagi keadaan seperti ini. Meski begitu, masih ada difabel netra yang ulet guna menstabilkan keuangannya.
Maulana Ikhwanul Fajri atau yang akrab dipanggil Maul, seorang terapis pijat asal Jember ini juga menekuni dunia marketing online dengan menggunakan media sosial WhatsApp sebagai salah satu metode marketingnya.
“Saya sudah lama berjualan online. Awalnya memang saya berjualan online itu tanpa pengetahuan, namun setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Ayo Inklusif, saya mengerti caranya dan langsung mempraktikannya.”