Corona dan Kesombongan Manusia

2144

Pasuruan (Wartabromo.com) – Di antara banyak cerita dalam Al-Qur’an, terdapat satu yang sangat menarik. Kisah tersebut sebagaimana Allah ceritakan dalam Q.S Al-Kahfi Ayat 32-43.

Drs. Abu Nasir, M.Ag, Ketua PDM Kota Pasuruan menjelaskan, dalam surah tersebut dikisahkan 2 orang sahabat. Seorang laki-laki, hidupnya miskin, tapi taat dan selaku bersyukur atas apapun yang Allah berikan. Sementara laki-laki lainnya, hidupnya kaya raya, memiliki 2 kebun kurma dan 2 kebun anggur yang di bawahnya mengalir sungai.

Dengan adanya sungai tersebut, kebun milik laki-laki kaya itu bisa menghasilkan buah-buahan sangat banyak. Sayangnya, laki-laki kaya itu tidak mau bersyukur atas nikmat Allah.

Bahkan, Ia menyombongkan diri tatkala sahabatnya yang miskin mengingatkan agar si kaya bersyukur.

Baca Juga :   Sebaiknya Cuci Tangan Berapa Kali Sehari?

Tidak usah kau kasih peringatan kepadaku, karena aku memiliki harta. lebih banyak, dan memiliki jumlah pengikut yang lebih banyak pula. Aku yakin, harta bendaku tidak akan habis. Di akhirat pun akan diganti yang lebih baik,” kata Ust. Nasir, saat menceritakan kembali kisah tersebut.

Akibat kesombongannya, ia pun dihancurkan oleh Allah SWT. Keempat kebun itu tidak lagi bisa menghasilkan buah-buahan yang banyak. Bahkan kebunnya kering kerontang dan habis. Akhirnya ia pun jatuh miskin.

Berdasarkan kisah tersebut, Ust. Nasir mengungkapkan, dalam diri manusia memang ada sifat sombong. Menyombongkan diri adalah Takabur.

Imam Al-Ghazali menyebutkan, awal dari takabur adalah bangga diri (ujub) kepada dirinya, kepada ilmunya, kepada kekayaannya, dan semua yang dimiliki. Kekayaan, kepandaian, ilmu, kekuasaan, bahkan semua yang bisa dinikmati umat manusia semasa hidup bisa membuat dirinya takabur jika ia tidak ingat, bahwa itu semua pemberian Allah SWT.

Baca Juga :   Mudik ke Pasuruan, Inilah 10 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

Ust. Nasir kemudian mengaitkan kisah tersebut dengan peristiwa pandemi Covid-19 yang menyerang hampir seluruh negara dan bangsa di dunia. Tak sedikit negara maju yang turut menjadi korban.

Diungkap kemudian, Allah SWT tidak pernah malu untuk membuat perumpamaan berupa peringatan dan ujian. Meskipun itu hanya sebesar nyamuk bahkan lebih kecil dari itu.

Virus corona ukurannya sangat kecil dan tak dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Meski sangat kecil, tapi penyebarannya mudah, cepat, dan sulit dideteksi.

“Bisa saja Allah kasih sedikit di antara peringatannya berupa virus ini,” imbuhnya.

Bagaimana tidak, akibat virus kecil ini, semua kehidupan manusia kembali dalam keadaan tidak berarti apa-apa. Sektor ekonomi, keilmuan, teknologi, dan kemampuan manusia tidak berarti.

Baca Juga :   Klaster Baru di Kabupaten Pasuruan, 19 Warga Positif usai Takziyah

Mengakhiri penjelasannya, Ust. Nasir berpesan, agar umat manusia menghindarkan dari sikap sombong. Manusia hendaknya selalu bersyukur kepada Allah SWT.

Perlu diingat, tidak ada sesuatu yang membuat manusia itu hancur, bangkit atau hidup berkembang, dan maju kecuali dari Allah. (bel/ono)