Puasa dan Kesalehan Sosial

1162

Pasuruan (Wartabromo.com) – Puasa merupakan perintah Allah SWT kepada setiap mukmin di dunia. Puasa, juga diharuskan bagi umat-umat terdahulu sesuai zaman nabi dan rasul-Nya.

“Tujuan puasa sebagaimana dalam Q.S Al-Baqarah:183, di akhir ayatnya, supaya kita menjadi orang yang bertakwa,” tutur Ust. DR. H. Munif Armuza, Plt. Kepala Kemenag Kota Pasuruan.

Takwa dimaknai sebagai sikap patuh. Patuh berarti, patuh terhadap perintah, bagaimana seluruhnya harus mampu membangun solidaritas kepada orang lain.

Ditegaskannya, inti dari puasa tidak hanya untuk memproduksi kesalehan pribadi yang berpuasa. Lebih dari itu, harus tumbuh berkembang solidaritas dan empati kepada masyarakat.

Ust. Munif pun memberikan contoh, oleh Allah diharuskan berpuasa itu mulai dari pagi hingga petang. Selama itu, semua harus merasakan lapar dahaga. Walaupun di rumah, kulkas, meja makan penuh makanan dan berbagai macam buah-buahan, tetapi karena itu dilarang dan membatalkan puasa, maka semua bisa menahan diri.

Baca Juga :   Hukuman Durhaka ke Orang Tua, Dibalas saat Hidup Bahkan Setelah Mati

Selanjutnya, apa yang dapat diambil hikmahnya?

Ternyata, tidak makan sehari saja, menurut Ust. Munif betapa laparnya yang dialam itu membuatĀ  merasakan apa yang dialami tetangga maupun kawan.

“Insya-Allah kesalehan sosial akan muncul bagi pribadi yang melaksanakan puasa. Itu sebenarnya substansi yang kita ambil dari madrasah ruhaniyah di puasa ini,” imbuhnya.

Ditambahkan Ust. Munif, itulah yang harus dikembangkan sebagaimana misi islam yakni misi solidaritas. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Anbiya. Kata kunci dari ayat ini adalah islam tidak untuk pribadi-pribadi. Tetapi, islam itu harus dikembangkan, tidak terbatas sesama muslim. Tidak sebatas sesama manusia, tetapi juga makhluk lainnya harus disantuni, diyakini, memberi empati. Itulah buah dari puasa.

Baca Juga :   Jual Takjil Tak Harus Pintar Masak

Jika puasa hanya menahan lapar dan dahaga tanpa memetik apapun, itu sangat tidak dianjurkan. Baiknya, berpuasa untuk meningkatkan kesalehan pribadi, dan yang paling penting menumbuhkan kesalehan yang lebih luas lagi kepada orang lain. (bel/ono)