Kraksaan (wartabromo.com) – RSUD Waluyo Jati Kraksaan modifikasi tes cepat molekuler (TCM) menjadi alat tes corona. Akurasi hasil pengetesan diyakini mencapai 90 persen.
“Kami memodifikasi TCM menjadi PCR. Alat yang dimodifikasi ini, Insyaallah tingkat akurasinya sama dengan hasil lab di Surabaya,” kata Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari.
Kepala Laboratorium RSUD Waluyo Jati Kraksaan, dr. Izzuki Muhasonah, SpPK, mengatakan hanya menggunakan 2 catridge yang ada. Pihaknya harus melakukan pengelolaan waktu penggunaan, karena jika digunakan terus menerus, tanpa jeda, dikhawatirkan cepat rusak.
Meski begitu, fungsinya sebagai PCR sudah sangat membantu. Karena mampu menguji 30 hingga 40 spesimen dalam sehari.
“Insyaallah, akurasinya sampai 90 persen. Kayaknya pengambilan sampelnya yang perlu diperbaiki. Karena PCR itu, lebih teliti, melihat pragmen targetnya dari tubuh kita. Wajib menggunakan swab untuk sampel, dari hidung diutamakan,” ujar dokter spesialis patologi klinik itu.
Langkah memodifikasi alat untuk deteksi TBC itu diambil Pemkab Probolinggo, setelah hasil uji swab di laboratorium provinsi memakan waktu yang lama, minimal 4-5 hari baru didapatkan hasilnya. Bahkan ketika provinsi kehabisan reagen, hasil uji swab baru diketahui setelah 12 hari.
Lambannya hasil swab itu, berdampak pada pelayanan atau tindakan yang akan diambil oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo. Utamanya bagi pasien PDP, pasien positif Covid-19 maupun mereka yang reaktif rapid test.
Sekadar informasi, Kabupaten Probolinggo ada 25 pasien positif Covid-19, dengan rincian 1 orang bayi sembuh, 2 dirawat di RSUD Tongas dan 22 lainnya di rumah pengawasan. Sedangkan PDP sebanyak 51 orang dan ODP mencapai 438 orang. (saw/Saw)