Warga Gempol Tolak Tim Surveilans

3010

Gempol (WartaBromo.com) – Warga desa di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan bersitegang dengan tim surveilans Covid-19. Ketegangan dipicu upaya penjemputan seorang berstatus reaktif rapid untuk dilakukan isolasi.

Dalam video yang diterima WartaBromo, terlihat seorang pria berteriak-teriak ungkapkan penolakan saat sejumlah tim surveilans datang di depan sebuah rumah.

Beberapa petugas kepolisian, bahkan komandan Koramil setempat juga nampak berada di tengah-tengah warga, datang bersama dengan tim surveilans.

Lingkungan sini nggak ada corona. Itu DBD. Jelas yang nganter ke rumah sakit semua!” teriak seorang pria berkaos hijau.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan Anang Saiful Wijaya mengungkapkan peristiwa penolakan pada Selasa (30/6/2020) siang itu dinilai lebih pada kesalahpahaman warga.

Baca Juga :   PKB Serahkan Rekomendasi Pilwali Hari Ini

Menurutnya, seorang laki-laki yang hendak diajak ke tempat isolasi itu diakui belum masuk daftar pasien positif. Hanya saja, saat ini yang bersangkutan didapati reaktif rapid.

“Memang orang ini menjalani isolasi mandiri di rumah. Tapi untuk menjaga kemungkinan terburuk, dia dijemput untuk dibawa ke hotel Inna atau Pinus untuk dikarantina, karena statusnya reaktif,” ujar Anang.

Ditegaskan Anang, isolasi dimaksudkan agar warga berstatus reaktif tersebut dapat lebih tenang menjalani isolasi, sampai nanti terdapat kepastian status medis, berdasar swab, negatif atau kah positif.

“Jadi semisal hasil swab positif itu kan tidak menular ke mana-mana,” ungkap Anang terkait penjemputan oleh tim surveilans.

Upaya tim surveilans siang itu disebutkan tak membuahkan hasil. Warga maupun kerabat yang bersangkutan tetap bertahan memberikan penolakan

Baca Juga :   Rumah Produksi SS di Taman Dayu Bisa Capai 2 Kg Sebulan hingga Pemerintah Lanjutkan Eksplorasi Panas Bumi Arjuno-Welirang | Koran Online 18 Feb

“Nanti kita upayakan lagi, melakukan pendekatan,” tandas Anang.

Sebelumnya, informasi yang berkembang, kasus penolakan tim surveilans di Gempol itu terjadi terhadap seorang bocah. Namun ia menepis, karena yang coba dilakukan penjemputan untuk dapat menjalani karantina tersebut seorang laki-laki dewasa. (ono/ono)