Jumat, Gudang Tembakau Buka

1913

Kraksaan (wartabromo.com) – Pengelola gudang tembakau  Kabupaten Probolinggo didesak untuk membuka pembelian hasil panen agar petani tak dirugikan. Rencananya Jumat, 4 September 2020 diminta buka dengan terapkan harga paling rendah Rp26 ribu per kilogram.

Desakan itu, dikemukakan saat rapat dengar pendapat atau RDP (hearing) yang digelar oleh DPRD Kabupaten Probolinggo pada Rabu, 2 September 2020. Rapat itu, diikuti oleh APTI, 3 pengelola gudang tembakau, Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (DKPP), dan Disperindag. Turut dalam hearing, Asisten II Pemkab Probolinggo, perwakilan Kementerian Pertanian, dan camat daerah penghasil tembakau.

“Nah yang ditunggu petani adalah kapan gudang dibuka dan berapa rank harganya. Selain itu, jangan sampai pengambilan sampel tembakau oleh grider gudang kepada pedagang dijadikan alasan untuk mengambil harga serendah-rendahnya,” kata Didik Humaidi, politisi asal PKB.

Baca Juga :   Wanita Mandi di Alun-alun Kraksaan Diungkap Miliki Gangguan Kejiwaan

Desakan yang sama juga dikemukakan oleh HM. Mudzakkir, ketua APTI Kabupaten Probolinggo. Ia mengatakan, kepastian itu akan membuat petani bergairah. Namun, harganya harus sesuai dengan modal yang dikeluarkan oleh petani tembakau.

Tahun ini, titik impas (break even point/BEP) sebesar Rp35 ribu per kilo gram. Karena untuk 1 hektare lahan, biayanya menelan Rp30 juta. Dengan hasil panen maksimal 1,5 ton per hektare. Sehingga jika harga maksimal Rp30 per kilogram, maka petani hanya mendapatkan Rp40 juta per hektare.

“Kalau hanya Rp30 ribu, maka petani rugi. Jika mau impas atau capai BEP, maka harga tembakau rata-ratanya harus Rp35 ribu per kilo. Tahun lalu rata-rata Rp35 ribu juga, panen pertama Rp28 ribu maksimal Rp45 ribu. Minimal sama dengan tahun kemarin. Sekarang luas tanam lebih sedikit dibanding tahun lalu,” kata Mudzakkir.

Baca Juga :   Gadis Difabel Diperkosa Sampai Hamil

Boy Jonathan, pengelola Gudang Garam Paiton mengatakan, pihaknya berencana melakukan rapid tes terlebih dahulu sebelum membeli tembakau. Rapid itu diberlakukan terhadap kuli, sopir, dan semua pihak yang terlibat dalam gudang itu.

“Nanti, mereka yang reaktif rapid tes akan diistirahatkan. Namun, gudang tetap buka,” ujarnya.
Tahun ini, Gudang Garam berencana membeli 2 hingga 2,5 ribu ton. Dengan harga paling bawah Rp26 ribu per kilogram. “Kalau turun tidak mungkin, Kalau ke atas iya. Tahun kemarin saja 6 ribu ton. Jumat buka, kalau harga bawah Rp26 ribu kalau bagus, yang pasti di atas,” ungkap Boy.

PT. Jaya Abadi, perwakilan Djarum, berencana membeli tembakau petani sebanyak 2,5 ribu ton. Harga paling bawahnya sama dengan sang rival, yakni Rp26 ribu per kilogram. “Sebenarnya kami sudah buka sejak beberapa hari yang lalu. Untuk sampel yang diambil hanya sekilo dalam sekali timbang,” kata Endang, perwakilan Jaya Abadi.

Baca Juga :   PKB Sebut 70 persen C1 Bermasalah Di Probolinggo

Sementara itu, PT. Sadana cabang Paiton tidak membeli tembakau petani. Sebab, masih punya stok sebanyak 400 ton hasil pembelian tahun lalu. “Sementara tahun ini tidak mengambil. Masih ada stok di gudang sisa tahun kemarin. Kita juga terkait dengan customer kita, HM. Sampoerna. Kita suplier yang tergantung pada pesanan,” ujarnya. (cho/saw)