Pasuruan (Wartabromo.com)- Warga Kota Pasuruan masih lekat dengan tradisi ngopi. Kebiasaan ini masih terasa ketika pagi hari. Bahkan, ada ungkapan yang bilang, “lebih baik belum sarapan, ketimbang belum ngopi”.
Tradisi ngopi pagi hari ini pula yang terlihat di seputaran pasar Poncol, alun-alun atau di kanan-kiri Masjid Agung Al-Anwar Kota Pasuruan. Hampir setiap pagi, para warga terlihat cangkruk sejenak di warung-warung kopi. Banyak juga terlihat para jemaah sehabis salat subuh. Sekadar sarapan nasi bungkus, makan ketan, dan nyeruput kopi di pagi hari. “Hemmm…nyaman rasanya ngopi di sini,” ujar Mubin, salah satu warga.
Tradisi ngopi pagi inilah yang juga ditangkap Adi Wibowo sebagai momentum. Kebetulan Calon Wakil Wali Kota ini juga suka ngopi dan cangkruan. Kesan formal ia tanggalkan. Busana yang dipakai pun ala santri. Mengenakan baju putih, bersarung, lalu kopiah hitam dan memakai sandal. Sehabis salat subuh berjemaah pada Selasa (6/10), ia bersama timnya keliling ke pasar Poncol.
Duduk dari warung ke warung, Adi bersama tim membagi masker dan hand sanitizer kepada tukang becak, pemulung, dan warga lain yang ditemui. Terakhir, ia bersama tim dan warga lain menuju warung kopi “legendaris” Cak Dul. Dikatakan legendaris, karena Cak Dul sudah berjualan kopi di seputaran masjid selama 38 tahun.
“Saya buka warung kopi di sini sejak 1982,” ujar pemilik kopi bernama asli Abdul Ghoni (65) ini.
Dibantu sang istri, Misriati (57) dan anak-anaknya, warung kopi Cak Dul kerap menjadi jujukan pejabat. Mulai dari Bupati (alm) Jusbakir Aldjufri, Wali Kota (alm) H Hasani, (alm) Adjie Masaid, dan juga Gus Ipul saat pencalonan bersama Soekarwo pada periode kedua dulu. “Saya masih ingat dulu, ada Adje Masaid juga Gus Ipul ke sini. Fotonya juga masih ada,” kesannya sambil tersenyum bangga.