Daerahnya Langganan Banjir, Alfin Malah Wakili Indonesia ke Australia

1565

 

Kedungringin, Kecamatan Beji tidak hanya cerita tentang banjir. Alfin Nurul Firadus, pemudi asal desa setempat terpilih sebagai peserta program pertukaran Pemuda Australia-Indonesia. Siapa dia?

Laporan: Miftahul Ulum

RABU (11/11/2020) nanti, dijadwalkan akan bertolak ke Jakarta untuk pelaksanaan project sosialnya. Setelah itu, Desember 2020 – Januari 2021, ia akan bertolak ke Australia.

Di tengah kisah pilu Kedungringin yang kerap kebanjiran, Alfin setidaknya memberi sedikit kabar gembira. Perempuan kelahiran Pasuruan, 10 Februari 1995 ini lolos dalam seleksi Program Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP). Sebuah program pertukaran pemuda yang digagas oleh kedua Kementerian Pemuda Indonesia dan Australia.

Ditemui di rumah belakang yang juga menjadi kantor organisasinya, Alfin tengah menyiapkan video tentang budaya yang akan dipresentasikannya esok.

Kepada WartaBromo, alumni Unair ini mengaku kaget bisa lolos.

Baca Juga :   Serunya Berselancar Wisata di River Tubing Jumpinang

“Saya sebenarnya tidak ekspek, tapi disuruh ikut program ini sama Diky (anggota PYF), lah kok terpilih, mind blowing lah,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Lebih lanjut, alumni Biologi Unair ini mengatakan, bahwa program ini merupakan kerjasama untuk mempererat hubungan Indonesia-Australia. Tujuannya, memberi kesempatan kepada muda-mudi Indonesia dan Australia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya, perkembangan, dan gaya hidup satu sama lain.

“Sebagai sarana diplomasi yang concern ke arah pemuda, dampaknya persahabatan keduanya akan semakin kuat, yang kita harapkan akan ada kerjasama lanjutan antara Indonesia dan Australia. Salah satunya tahun lalu, ada kerjasama Indonesia-Australia, di mana Australia membuka kesempatan magang gratis bagi pemuda Indonesia, sedangkan Indonesia mengurangi bea cukai bagi Australia,” terangnya.

Perempuan yang sehari-sehari bekerja sebagai aktivis sosial ini mengaku baru pertama kali lolos sebagai peserta pertukaran pemuda ke luar negeri. Sebelumnya, ia tak pernah tertarik dengan program semacam itu. Ia lebih tertarik berkecimpung di organisasi. Karena itu, ia pun merasa heran karena bisa terpilih. Sementara, perserta lain yang dirasa lebih pantas.

Baca Juga :   Kendalikan Banjir di Kedungringin, Pemkab Bangun Dam

“Saya gak bisa menari, menyanyi apalagi, peserta lain sudah perfect lah untuk terpilih, mereka bisa menari, menyanyi juga banyak. Saya malah membawakan Guritan dalam seleksi kemarin, lah kok lolos,”imbuhnya.

Ia mengaku faktor utama yang memberinya nilai lebih untuk lolos menjadi peserta adalah rekam jejaknya sebagai aktivis sosial. Lima tahapan seleksi harus dilaluinya, sejak tahapan pertama interview, forum grup diskusi (FGD), tes potensi akademik, hinga tahap pengerjaan proyek. Ia berhasil melalui tahapan tersebut dan resmi mewakili Jawa Timur.

“Tidak ada yang spesial dalam persiapan, berkas-berkasnya juga cukup mudah, untuk syarat TOEFL, skor TOEFL saya sudah 500 lebih, jadi tidak masalah,” ungkapnya menjelaskan proses persiapan berkas.

Baca Juga :   Indonesia Dijajah 350 Tahun, Hanya Mitos?

Program ini akan membawa Alfin dan pemuda lain se-Indonesia mengunjungi dan mengerjakan proyek di Australia. Di sana ia akan mengkampanyekan tentang budaya Indonesia, terutama Jawa Timur dan Pasuruan.

Ia akan berangkat ke Australia sekitar akhir Desember sampai Januari 2021. Sebelum itu, ia harus melaksanakan proyek lain di Indonesia. Selama dua bulan sebelum keberangkatan, ia perlu mempersiapkan banyak hal, terutama belajar tentang budaya.

“Karena mewakili Indonesia dan Jawa Timur, saya harus belajar lagi tentang culture-nya Indonesia, budaya apa yang ada di Jawa Timur, tariannya, lagunya, apapun yang bisa di-eksplore untuk ditunjukkan di sana,” jelasnya.