Ansor Probolinggo Siap Jadi Saudara Eks FPI

1388

Probolinggo (wartabromo.com) – GP Ansor Kabupaten Probolinggo menyikapi keputusan pembubaran dan pelarangan aktivitas FPI oleh pemerintah. Banom NU ini, siap menampung dan menjadikan eks FPI sebagai saudara.

“Kami terbuka menerima saudara-saudara kita anggota eks FPI di Probolinggo untuk bergabung bersama kami di GP Ansor,” kata Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Probolinggo, Misbahul Munir pada Selasa, 5 Januari 2020.

Pernyataan itu, kata Munir, dilatarbelakangi bahwa pihaknya mendeteksi adanya anggota eks FPI di salah satu kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Ansor dengan tangan terbuka siap merangkul anggota eks FPI. Untuk bergabung dengan organisasi pemuda kaum sarungan tersebut.

Jika bergabung dengan GP Ansor, eks anggota FPI tak akan mendapat perlakuan khusus. Mereka tetap mengikuti mekanisme yang berlaku selama ini. Sama dengan calon anggota dan kader baru yang harus melalui tahapan-tahapan kaderisasi di GP Ansor.

Baca Juga :   Banjir Lumpuhkan Pantura Pasuruan, hingga BLT Bagi Pekerja Cair Akhir Bulan April | Koran Online 15 April

“Sama dengan kader baru, mereka wajib ikut Diklatsar (Pendidikan dan Pelatihan Dasar) yang menjadi syarat keanggotan dan kaderisasi. Tidak bisa ujug-ujug langsung jadi anggota GP Ansor,” tegas jebolan Pesantren Zainul Hasan Genggong itu.

Munir juga berbicara terkait adanya adanya oknum tak bertanggung jawab yang mengatasnamakan atau menggunakan atribut Banser (Barisan Ansor Serbaguna). Dimana tindakan itu bertujuan tertentu dan merugikan warga.

“Masyarakat jangan langsung percaya,” sebut suami dari Lailatul Qomariyah itu.

Aktivitas anggota Banser mulai dari tingkat ranting, cabang, wilayah hingga pusat selalu satu komando. “Atribut semacam jaket Banser bisa dibeli di mana saja. Tapi keanggotaan Banser ada tahap-tahapnya, setiap kegiatan Banser selalu terpantau karena satu komando,” terangnya.

Baca Juga :   Hujan 5 Jam, 2 Kecamatan di Kota Probolinggo Dilanda Banjir

Di Kabupaten Probolinggo, anggota Banser mencapai lebih seribu orang. Mereka tersebar di masing-masing ranting (desa) dan PAC (kecamatan). “Semuanya terpantau oleh satuan koordinasi rayon atau cabang (Satkoryon-Satkorcab-Red),” tandas Munir. (lai/saw)