Nenek Sebatang Kara Ditemukan Tewas di Pesisir

973

Dringu (wartabromo.com) – Seorang nenek sebatang kara asal Desa/Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, ditemukan tewas. Jasad korban atas nama Sunarti (60), warga RT7/RW3 itu, pertama kali ditemukan nelayan setempat, di pesisir Dringu.

Jasad Sunarti, ditemukan tergeletak dengan posisi tengkurap, oleh Heri Siswanto. Ketika itu, Heri berencana pergi melaut. Namun siapa sangka, ketika menyusuri pesisir Dringu, matanya menangkap sesosok wanita tua tertelungkup tak bergerak.

Temuan itupun, segera disampaikan ke warga dan pihak desa. Sesaat kemudian, Kepala Desa Dringu, babinsa dan babinkamtibmas mendatangi lokasi. Dipastikan wanita tua itu, sudah tak bernyawa.

“Awalnya kami kesulitan mengenali jasad korban karena tidak ada yang mengenalinya. Namun setelah kami umumkan kepada warga sekitar, akhirnya ada warga yang mengenalinya dan menyebutkan bahwa jasad itu adalah nenek Sunarti warga desa kami,” kata Kepala Desa Dringu, Sunan Bukhari, Rabu (6/1/2021).

Baca Juga :   Soal Salam Lintas Agama, Ini Kata Warga Kota Probolinggo

Setelah identitas jasad diketahui, proses evakuasi pun segera dilakukan oleh pihak kepolisian dan TNI dibantu oleh warga. Selanjutnya jasad tersebut dibawa ke salah satu rumah warga yang dijadikan sebagai rumah duka. Hal itu karena warga tidak mengetahui sanak saudara dari Sunarti yang selama ini tinggal sebatang kara di rumahnya.

“Karena warga tidak tahu siapa pihak keluarga dari korban, akhirnya ada warga yang menjadi sukarelawan dengan menjadikan rumahnya sebagai rumah duka dari jenazah nenek Sunarti itu,” kata Bukhari.

Beberapa jam kemudian, ada informasi bahwa ada warga Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran mengaku sebagai salah satu anggota keluarga dari korban. Alhasil, dengan adanya laporan maka proses persemayamannya pun dibatalkan. Selanjutnya jenasah dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka yang berada di desa Tempuran.

Baca Juga :   Ponpes Nurul Jadid Sebut Puluhan Santrinya di Cina Aman Dari Corona

“Pihak keluarga korban menolak untuk diotopsi karena tidak diketemukan adanya bekas luka kekerasan. Sehingga polisi pun menghentikan penyelidikan atas kasus ini,” tutup Bukhari. (lai/saw)