Pandemi, Pemilik Mebel di Probolinggo Banting Setir Bikin Peti

1926

“Saya minta kepada masyarakat, jangan kumpul-kumpul, kita semua ingin ini kembali normal juga. Jika bukan diri kita, siapa lagi. Pandemi berakhir, maka ekonomi juga pulih. Tolong bantu Indonesia,” tandas ayah 4 anak itu.

Di Kabupaten Probolinggo ada 2 rumah sakit yang menjadi rujukan pasien positif Covid-19, yakni RSUD Tongas dan RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Di RSUD Waluyo Jati misalnya, sejak Maret hingga pertengahan Desember 2020 telah menggunakan 110 peti jenazah. Bagi pasien Covid-19 yang nyawanya tidak tertolong.

Melonjaknya angka kematian itu, membuat penggunaan peti mati otomatis melonjak. Baik pasien yang terkonfirmasi positif, berstatus suspect atau probable.

“Melonjaknya angka kematian pasien Covid-19 ada di Desember,” sebut Humas RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Sugianto.

Baca Juga :   Koran Online 18 Januari : Kota Pasuruan Banjir, hingga Penghasilan Pegawai Pemkab Pasuruan Naik

Sebagai antisipasi, pihaknya kata Sugianto, sudah menyiapkan 10 peti jenazah cadangan di gudang penyimpanan. “Untuk pemesanan peti jenazahnya kami menggunakan mebel lokal,” kata perawat yang aktif di Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama itu.

Sugianto mengatakan, soal pemesanan peti jenazah, pihaknya memang memaksimalkan produk lokal daripada buatan luar daerah. Selain jaraknya tidak terlalu jauh, juga untuk membantu usaha mereka, yang terdampak pandemi Covid-19. Membantu memulihkan ekonomi masyarakat lokal.

“Pesanan peti, biasanya kami ambil dari produksi lokal. Karena kita ketahui sendiri, dampak pandemi bagi para pengusaha. Terlebih usaha mebel yang sudah tidak maksimal dalam memproduksi meja, kursi dan lainnya,” tandas Sugianto.

Per 7 Januari 2021, ada 2.279 warga Kabupaten Probolinggo terkonfimasi positif Covid-19. Sebanyak 203 orang menjalani perawatan dan 117 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan 1.959 pasien dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona. (*)