Jumlah Hewan Potong Naik, PAD Malah Tak Capai Target

846

Kraksaan (wartabromo.com) – Jumlah hewan potong yang disembelih di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kabupaten Probolinggo meningkat selama pandemi Covid-19. Namun, target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor ini malah turun.

Pada 2020 lalu, ada 6.343 hewan sapi yang dipotong di 6 RPH. Dengan asumsi per sapi mempunyai berat 350 kg, maka beratnya sekitar 2.220.050 kg. Maka memghasilkan daging sebanyak 915.770.625 kg.

“Kalau kondisi normal bisa lebih dari itu. Itu tidak termasuk pemotongan hewan di lur RPH yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat,” sebut Kasi Kesmavet, drh. Nikolas Nuryulianto mewakili Kepala DPKH Kabupaten Probolinggo Yahyadi, Selasa, 12 Januari 2020.

Dibanding di 2019, jumlah pemotongan hewan di RPH meningkat. Tahun itu, pemotongan ternak di RPH mencapai 6.261 ekor setara dengan 2.191.350 kg. Menghasilkan daging sebanyak 903.932 kg.

Baca Juga :   Bertambah 1 positif, Peta Sebaran Covid-19 Kabupaten Probolinggo Berubah

Capaian PAD dari 6 RPH yang dikelola DPKH hanya mampu menghasilkan Rp126.860.000 yang diperoleh retribusi. Sedangkan target yang dibebankan adalah Rp150.000.000. Minus 24 juta rupiah dari target yang dibebankan.

“Jika dipersentase capaian hanya 85 persen. Upaya yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang maksimal, karena memang terbentur kebutuhan pasar yang menurun,” sebutnya.

Niko sapaan akrabnya, mengakui jika PAD tahun 2020 tak sesuai target. Selain pandemi, juga karena target dinaikkan. Semula hanya sebesar Rp117.500.000 kemudian naik sebanyak Rp32.500.000.

“Tetapi PAD itu, sebenarnya sudah melampaui capaian tahun lalu. Apalagi target itu, dinaikkan dari awal tahun,” kilahnya.

Pihaknya juga melakukan survei sekaligus sosialisasi di pasar tradisional untuk mengetahui penurunan tersebut. Alhasil, pedagang mengeluh lantaran permintaan daging merosot hingga 50 persen. Masyarakat hanya membeli daging apabila ada hajatan saja.

Baca Juga :   Jalani Isolasi di Hotel, 16 Warga Kabupaten Pasuruan Sembuh dari Corona

“Masyarakat mengkonsumsi daging hanya saat ada hajatan. Itu pun dibatasi karena ada larangan berkerumun di tengah pandemi. Hal itu sangat mempengaruhi pelaku usaha melakukan pemotongan hewan,” tandas Niko

Beberapa upaya telah dilakukan, salah satunya melakukan pendekatan personal kepada pelaku usaha. Agar tetap melakukan pemotongan hewan melalui RPH. Ketika ada permintaan daging di pasaran belum berjalan maksimal. (cho/saw)