Bolehkah Warga Tak Memakai Masker Setelah Divaksin Covid-19?

882

Jakarta (WartaBromo.com) – Indonesia mulai melakukan Vaksinasi Covid-19. Lantas setelah divaksin, apakah warga sudah boleh menghiraukan protokol kesehatan?

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang divaksin Covid-19. Lalu secara bertahap, vaksinasi akan dilakukan di daerah, dengan garda terdepan yakni dari kelompok prioritas pertama.

Warga kemudian mempertanyakan, apakah setelah divaksin, boleh keluar tanpa protokol kesehatan?

“Meskipun telah dilaksanakan vaksinasi, saya ingin mengingatkan kembali pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan ini tetap kita lakukan memakai masker, mencuci tangan menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” kata Jokowi dalam keterangan persnya pasca vaksinasi.

Hal ini juga diamini oleh Kementerian Kesehatan saat menyoroti kegiatan Raffi Ahmad yang tak menjalankan protokol kesehatan, usai divaksin.

Baca Juga :   Nyaris 2,1 Juta Masker Telah Dibagikan untuk Warga Kabupaten Pasuruan

Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 mengatakan, meski telah divaksin, warga tetap harus memperhatikan 3 M. Sebab, tubuh masih memerlukan waktu untuk pembentukan antibodi.

“Sebab, walau sudah divaksinasi, itu tidak cukup melindungi kita. Sehingga harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Tetap memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan pakai sabun,” terangnya dinukil dari Kompas.

Sementara itu, Prof Dr dr Idris Rengganis, Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia mengatakan ada beberapa alasan warga harus tetap patuh prokes setelah divaksin.

Pertama, prokes ini jadi strategi utama untuk memutus rantai Covid-19. Sementara vaksinasi hanya menjadi strategi pendukung dalam pengendalian virus ini.

Warga tetap harus menerapkan 3M. Kemudian pemerintah melakukan 3T atau Testing, Tracing dan Treatment.

Baca Juga :   Rapid Test Negatif, Satu PDP Kabupaten Pasuruan Meninggal Dunia

Tak hanya itu, warga juga wajib menghindari 3K, kontak erat; kerumunan dan kamar (ruang tertutup).

Kedua, butuh waktu untuk memunculkan antibodi virus ini. Penyuntikan dilakukan dua kali untuk vaksin jenis CoronaVac dari Sinovac ini.

“Jadi waktu pembentukan antibodi pertama dari vaksin virus mati ini adalah membutuhkan dua kali suntik, supaya antibodinya terbentuk,” jelas Prof Iris.

Ketiga, virus masih bisa menginfeksi warga saat pembentukan antibodi. Bisa jadi, setelah disuntik dosis pertama, warga terinfeksi Covid-19 karena mengabaikan protokol kesehatan. Lalu saat terinfeksi menyalahkan vaksin. Padahal kata Prof Iris, bisa jadi karena tidak menjalankan 3M itu.

“Makanya penyuluhan ini penting, jangan sampai orang sekali vaksin, terus dia berpikir ini aman, lantas 3M nya tidak dia lakukan lagi, jadi sebelum vaksin kedua dia sudah tertular (terinfeksi Covid-19),” tutupnya. (may/ono)