Siaga Bencana, BPBD Kabupaten Probolinggo Pasang CCTV di Bromo

992

 

Probolinggo (wartabromo.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, memasang kamera pengawas atau CCTV di bibir kaldera Bromo. Langkah tersebut merupakan ikhtiar siaga bencana yang dilakukan Pemkab Probolinggo.

“Jadi nanti ketika ada perkembangan kebencanaan di kawasan itu, kami juga punya data atau informasi. Tidak menggantungkan pada satu pihak saja, yakni PVMBG atau TNBTS,” kata Kalaksa BPBD Anggit Hermanuadi, saat bersilaturahmi bersama Jurlina (Jurnalis Peduli Bencana) dalam rangka kewaspadaan menghadapi risiko bencana pada Jumat (29/1/2021).

Wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sendiri, juga mencakup sebagian besar wilayah Kabupaten Probolinggo. Ada dua kecamatan yang berbatasan langsung dengan areal taman nasional ini. yakni Kecamatan Sumber dan Sukapura.

Baca Juga :   Per Tahun, Penduduk Kabupaten Pasuruan Bertambah 9 Ribu Orang hingga Duda-Janda Ini Adalah Pengantin Pertama Pemakai Mobil Dinas Wali Kota Probolinggo | Koran Online 28 Jan

Wilayah Probolinggo termasuk rawan bencana. Jika Gunung Bromo erupsi atau mengeluarkan material vulkanik, daerah ini akan terdampak mulai dari terkena hujan abu ataupun paparan belerang, seperti yang terjadi pada erupsi sebelumnya.

“CCTV ini sebetulnya sudah kami idamkan sejak 2015 silam. Namun baru bisa terealisasi saat ini. Kami harap kedepannya, bisa bermanfaat dan memegang peran penting dalam hal siaga bencana,” kata Anggit.

Pemasangan CCTV BPBD Kabupaten Probolinggo ini tak semudah membalikkan tangan. Proses panjang dengan pemilik wilayah, yakni BB TNBTS, cukup menyita waktu. Belum lagi persoalan anggaran dari APBD Kabupaten Probolinggo yang tak segera cair. Bahkan, saat pandemi covid-19, jatah untuk CCTV ini hampir terkena refocusing.

Baca Juga :   Abu Gunung Bromo Guyur 2 Desa di Tosari

Dalam hal performa, CCTV ini cukup bisa diandalkan. Memiliki kemampuan zoom in sampai 35 kali; anti fooging atau anti kabut; bisa berputar 360 derajat dan 90 tilt up and down.

Anggit bilang, alat ini beroperasi selama 24 jam. Dengan sambungan internet ke ruang kontrol di Kantor BPBD Kabupaten Probolinggo.

“Memang belum sempurna, tapi secara bertahap akan terus kami benahi dan sempurnakan. Terutama di sektor koneksi atau bandwith,” imbuhnya.

Melalui pemasangan alat ini juga diharapkan BPBD bisa segera sigap bertindak. Ketika terjadi peristiwa bencana di wilayah tersebut. Dibarengi dengan koordinasi dan komunikasi dengan pemangku kebijakan. Seperti PVMBG dan BB TNBTS. Pengawasan gunung semacam ini, disebutnya sebagai yang pertama dilakukan BPBD di Jawa Timur. (lai/saw/ono)