Emas Picu Inflasi di Kota Probolinggo

705

Kanigaran (WartaBromo) – Harga emas 24 karat yang menyentuh Rp998 ribu pada Mei 2021 memacu inflasi indek harga konsumen (IHK) di Indonesia. Di Kota Probolinggo, inflasi tercatat sebesar 0,10 persen.

“Kenaikan harga emas perhiasan yang menjadi salah satu komoditas tertinggi penyebab terjadinya inflasi. Kendaraan rental/carter dan travel memberikan andil inflasi sebesar 0,034 persen, tarif bus memberikan andil 0,0337 persen,” sebut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Heri Sulistio, Selasa, 15 Juni 2021.

Pada Mei 2021 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,27. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,41 persen dengan IHK sebesar 106,65, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 105,37.

Baca Juga :   Ketua PDIP Probolinggo Terinfeksi Covid-19

Sementara tingkat inflasi tahun kalender Mei 2021 sebesar 0.70 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,65 persen.

“Capaian tersebut terbilang wajar atau stabil, karena masih berada di bawah standar penetapan inflasi nasional plus minus 3 persen,” ujarnya.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo, juga menilai inflasi sebesar itu sangat wajar. Mengingat masyarakat tetap melakukan mudik setelah lebaran. Sehingga angkutan rental/carter atau travel dan angkutan antar kota menjadi salah satu penyebab tingginya inflasi di Kota Probolinggo.

Apalagi dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 2 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan 2 kelompok pengeluaran tetap stabil.

Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah turunnya harga cabai rawit, tongkol diawetkan, ikan benggol, telur ayam, bayam, beras, dan apel.

Baca Juga :   Kapolsek Tongas Dinon-aktifkan Sementara

“Jadi masih dalam taraf wajar, ada keseimbangan dari 11 kelompok pengeluaran. Harga cabai yang turun, sangat berpengaruh dalam menahan laju inflasi,” kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Heri Astuti. (lai/saw)