Sistem PPDB di Kota Probolinggo Bermasalah

706

Probolinggo (WartaBromo) – Sistem pengelolaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Probolinggo dikeluhkan wali murid. Sejak hari pertama dibuka, banyak orang tua yang gagal login saat mendaftar secara online.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo membuka PPDB secara online melalui aplikasi Siswa Kota Probolinggo. Aplikasi itu digunakan untuk PPDB jenjang SD / MI, SMP / MTs Negeri. Namun, aplikasi yang dibuat untuk memudahkan ternyata malah menyusahkan karena sulit masuk atau login

“Ini kenapa dengan aplikasinya, kok begini. Kalau pun bisa masuk, susah juga untuk masuk ke tahapan selanjutnya, sangat lemot. Saya coba daftarkan, ketika nama anak dinyatakan diterima, tiba-tiba aplikasi mati, mau masuk lagi susah,” ujar Agus Purwoko, salah satu orang tua siswa pada Selasa, 15 Juni 2021.

Baca Juga :   Pengendara Motor Pamer Alat Kelamin di Jalan hingga Diputus Kontrak, Pemkab Blacklist Pelaksana Proyek SPAM Rembang | Koran Online 17 Feb

Ia mengaku membuka aplikasi tersebut untuk membantu anaknya yang mau masuk ke SMPN 10. Agus pun mempertanyakan keseriusan pemerintah daerah dalam memperlancar proses PPDB. Karena sangat menyusahkan bagi orang tua maupun siswa, apalagi tidak semua warga melek teknologi.

“Aplikasi harusnya mempermudah, buat aplikasi yang tangguh dengan server besar. Ini baru awal pendaftaran sudah begini, bagaimana kalau sampai siswa itu gagal masuk ke sekolah yang diinginkan,” tandas pria asal Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan itu.

Menurut Sibro Malisi, anggota DPRD Kota Probolinggo, aplikasi itu memakan anggaran sekitar Rp150 juta. Ketika masa uji coba, aplikasi itu dapat ditemukan di play store dan banyak yang mengunduhnya. Namun dalam perkembangannya, aplikasi itu hilang dan tidak ditemukan lagi di playstore.

Baca Juga :   Ngakan Polokan Sambut Tahun Baru 2020

“Banyak orang tua siswa mendapatkan aplikasi itu, dari temannya melalui share it. Ketika diinstal, aplikasi itu tidak dikenal, diduga pengembangannya belum membayar ke Google. Sepertinya pengembangan itu tidak bonafid, dan aplikasi itu dikembangkan berdasarkan basis data siswa di kota ini,” kata politisi asal Nasdem itu.

Keluhan itu, kata Kepala Disdikbud setempat, Moch. Maskur dikarenakan banyaknya pendaftar diwaktu yang bersamaan. Hal itu lumrah di hari pertama dan kedua, sehingga terjadi trouble dan gangguan server. Oleh karenanya, orang tua murid yang mengalami kendala, dihimbau untuk mendatangi langsung ke kantor Disdikbud di Jalan Basuki Rahmat, Mangunharjo.

“Terimakasih kepada wali murid yang ikut mengontrol dan mengawasi pelaksanaan PPDB ini, namun sebaiknya jika terdapat keluhan datang ke kantor, di sana kami sudah siapkan Tim untuk membatu pelaksanaan proses ini,” ujar Maskur. (lai/saw)