Pasuruan (wartabromo.com) – Pasien COVID-19 bergejala ringan dapat melakukan pemulihan dengan melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Selain obat dan vitamin anjuran dokter, banyak yang menyarankan untuk menambah konsumsi ramuan herbal demi memperkuat imunitas tubuh.
Namun, penting dipahami, tanaman herbal tak bisa digunakan untuk menyembuhkan Covid-19 ya, Bolo! Ramuan ini hanya bersifat membantu menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh bagi pasien isoman agar lekas pulih.
Bahkan, konsumsi ramuan herbal juga baik bagi orang yang merasakan efek samping dari obat medis.
“Kadang obat medis itu ada efek samping misalnya mual. Itu bisa dibantu dengan herbal yang bersifat mengurangi mual, juga anti peradangan, meningkatkan imunitas,” jelas dr. Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia.
Lantas, apa saja ramuan herbal yang bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh pasien Covid-19 saat isoman? Dinukil dari detik.com, berikut diantaranya:
1. Qusthul Hindi
Qusthul Hindi atau Saussurea costus, herbal yang kerap dijumpai dalam bentuk bubuk ini diyakini bisa memberikan efek antiinflamasi, antimikroba, dan analgesik atau pereda nyeri yang kuat bagi pasien.
Herbal ini mengandung senyawa yang dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan, memiliki sifat yang sama dengan obat antiinflamasi non steroid seperti ibuprofen. Hanya saja Qusthul Hindi dipakai untuk pengobatan terapi, bukan pencegahan COVID-19.
2. Air Hangat dan Garam
Herbal COVID untuk isolasi mandiri yang mudah dijumpai di rumah adalah ramuan air hangat dan garam. Ramuan ini bisa digunakan untuk berkumur pada pasien Corona isolasi mandiri.
Air hangat dan garam memiliki sifat antiseptik dan membantu meredakan nyeri, misalnya pada tenggorokan.
3. Madu
Herbal lain yang bisa dikonsumsi pasien COVID isolasi mandiri adalah madu. Madu bisa membantu mengatasi batuk yang umum dialami pasien COVID-19 bergejala ringan. Madu bisa meningkatkan sistem kekebalan inang, memperbaiki kondisi komorbiditas, dan bersifat antivirus.
BPOM telah melakukan pengujian untuk melihat potensi herbal dan jamu sebagai terapi komplementer atau melengkapi pengobatan standar COVID-19. Herbal yang selesai diuji disebut cukup aman dan memiliki hasil yang bermanfaat. (trj/may)