Tak Dapat Oksigen, Paguyuban Tukang Las Wadul Dewan

988

 

Mayangan (wartabromo.com) – Lantaran tak dapat jatah oksigen, paguyuban tukang las di Kota Probolinggo wadul dewan. Pengalihan gas oksigen untuk penanganan pandemi, membuat aktifitas jasa las tutup sementara.

Lima perwakilan dari paguyuban tukang las itu, diterima Ketua DPRD Kota Probolinggo, Abdul Mujib. Audensi itu dilakukan tertutup, di ruang transit, sekretariat DPRD Kota Probolinggo. Antara perwakilan paguyuban tukang las, penyedia Agen oksigen, DPRD dan Porlesta Probolinggo.

“Karena ini berurusan dengan nyawa, ya tidak apa, kami tutup sementara lasnya. Kerja yang lain saja,” ujar salah satu perwakilan paguyuban, Mustofa, Jumat (23/7/2021).

Kosongnya pasokan oksigen untuk tukang las dan industri kecil itu terjadi sejak dua pekan lalu. Karena memang dialokasikan untuk penanganan pandemi covid19. Meningkatnya pasien yang rawat inap di rumah sakit, membuat permintaan oksigen juga naik.

Baca Juga :   Biaya Pilkades Serentak Di Kabupaten Probolinggo Sebesar Rp643 juta

Ketua DPRD Kota Probolinggo, Abdul Mujib menyebut, pihaknya sudah mendengar keluh kesah dari paguyuban tukang las dan industri kecil. Yang jatah oksigennya tidak ada, beberapa hari terakhir.

“Tapi alhamdulillah sudah ada titik temu dari pertemuan ini. Akan segera kami koordinasikan dengan agen atau penyedia oksigen yang ada,” kata Mujib.

Kekosongan itu, terjadi karena tidak ada jatah dari pabrik. Karena penggunaan oksigen, fokus untuk suplai rumah sakit dan medis. “Selama ini memang tidak ada jatah dari pabrik. Untuk tukang las, besi tua dan industri kecil itu. Kecuali dan memang di prioritaskan, untuk orang sakit. Jadi buat mereka (tukang las) jatahnya memang tidak ada,” jelas Bambang, pemilik agen oksigen di Kota Probolinggo.

Baca Juga :   Berdasar Manifes; 2 Kru KRI Nanggala 402 Berasal dari Probolinggo

Dari pertemuan tadi, disebut sudah ada jalan tengah. Dimana forkopimda setempat, akan koordinasi dengan pabrik penyedia oksigen. Agar memberi jatah untuk tukang las dan besi tua. Sehingga bisa kembali melakukan aktifitas usahanya. Walau alokasi yang diberikan tidak sebanyak saat normal. (lai/saw)