Dindik Jatim Larang PTM di 18 Daerah, Termasuk Kota Probolinggo

3178

Surabaya (WartaBromo) – Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Wahid Wahyudi mewajibkan daerah berkategori PPKM level 4, belajar daring (dalam jaringan). Ada 18 daerah se Jawa Timur, termasuk Kota Probolinggo.

Merujuk pada skema level PPKM, maka ada 20 daerah di Jatim yang boleh menggelar PTM terbatas. Sementara 18 daerah masih terlarang.

“Untuk daerah kategori level 4, masih wajib belajar daring 100 persen,” kata Wahid pada Jumat, 27 Agustus 2021.

Daerah dengan PPKM level 4 , terdiri dari 12 kabupaten dan 6 kota. Untuk kabupaten, yakni Tulungagung, Malang, Trenggalek, Madiun, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Kediri, Jombang, Banyuwangi, Blitar, dan Lumajang. Untuk kota, yakni Malang, Kediri, Blitar, Batu, Madiun dan Probolinggo.

Baca Juga :   Mulai Besok, Giliran Pelajar di Kabupaten Pasuruan Belajar di Rumah

Untuk level 3 ada 18 daerah, yakni Pasuruan, Pacitan, Sumenep, Probolinggo, dan Tuban. Selanjutnya, Jember, Bojonegoro, Situbondo, Bondowoso, Nganjuk, Kota Pasuruan, Sidoarjo, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Mojokerto, Lamongan, Gresik dan Bangkalan.

Dua kabupaten di Pulau Madura masuk level 2, yakni Sampang dan Pamekasan. “Kami sudah mempersilakan kabupaten/kota di Jatim yang berkategori PPKM level 1, 2, dan 3 menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) SMA/SMK dan SLB secara terbatas,” lanjut Wahid.

Ia juga mengingatkan ada perbedaan dalam penerapan PTM di setiap level. Level 4 wajib belajar daring 100 persen. Lalu level 3 dan 2 boleh PTM 50 persen, khusus SLB boleh 63-100 persen dan PAUD 33 persen.

Baca Juga :   Ini Kata WHO Terkait Vaksin BCG untuk Tangkal Corona

Selain itu, sekolah boleh melakukan PTM dengan syarat warga sekolah sudah divaksin. “Guru dan tenaga pendidik rata-rata (sudah vaksin) di atas 80 persen, siswa relatif lebih kecil,” sebut Kadindik Jatim.

Gubernur Jatim, kata dia, juga sudah mengusulkan vaksin Sinovac untuk pelajar SMA sederajat. “Vaksin Sinovac akan menjadi prioritas untuk pelajar, karena dari 1,3 juta pelajar masih 11 persen yang sudah vaksin,” tandas Wahid. (saw/saw)