Adaptasi KAI saat Pandemi dan Haru Biru Dot Bayi

2387

 

Laporan: Miftahul Ulum

PANDEMI benar-benar mengubah segala hal dalam hidup manusia. Termasuk mobilitas masyarakat. Gerak masyarakat dibatasi, diatur sedemikian rupa agar aman demi menekan penyebaran Covid-19.

Sebagai satu-satunya perusahaan penyedia jasa kereta api di Indonesia, PT. KAI tentu ikut berbenah. Beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Menghadirkan pelayanan kereta api yang aman bagi pelanggan selama pandemi. Mengantarkan orang dari satu tempat ke tempat lainnya.

Selama pandemi, PT KAI terus beradaptasi dengan menerapkan berbagai kebijakan. Seperti harus menggunakan masker, protokol kesehatan, surat tugas, surat test SWAB PCR dan antigen, hingga yang teranyar adalah sertifikat vaksinasi Covid-19.

Begitu juga saat pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4-2, PT KAI juga mendukung penuh.

“Kami mendukung seluruh kebijakan yang diambil Pemerintah dalam penanganan Covid-19. Kami juga optimis pandemi Covid-19 akan segera bisa diatasi oleh Pemerintah, sehingga harapannya masa the new normal akan segera tiba dan layanan transportasi akan terus tumbuh,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, dalam siaran persnya, Selasa (31/8/2021).

Baca Juga :   Tarif Tiket Kereta Api Jarak Jauh Naik hingga 40%

Insiden Dot Bayi di Balik Perjalanan

Setyo Tuhu Baktianto, salah satu kondektur PT KAI asal Kecamatan Beji, Kabupaten pasuruan mengungkapkan kisah menarik yang baru saja ia alami. Sebulan lalu, tepatnya pada Selasa (3/8/2021), ia berangkat dinas seperti biasa. Tuhu akan berdinas di Kereta Sri Tanjung jurusan Jember-Jogja dengan destinasi akhir Stasiun Lempuyangan.

Saat itu, PT KAI belum memberlakukan aturan anak di bawah 12 tahun dilarang menumpang. Sehingga, bayi diperbolehkan menumpang kereta. Pada hari itu, Tuhu berangkat kerja seperti biasa. Ia berangkat dari Surabaya.

Di tengah perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta, Tuhu melihat seorang penumpang perempuan yang tengah menggendong bayinya yang berumur 7 bulan tengah cekcok dengan salah satu kru KAI. Pada saat itu, kereta tengah berhenti sejenak di Stasiun Mojokerto, sekitar 3 menit.

Baca Juga :   Jalur Pasuruan - Bangil Kebanjiran, Sejumlah Kereta Batal Berangkat

“Nah saya yang lihat dari kejauhan, penumpang itu ada di peron stasiun dekat gerbong belakang, saya datangi penumpang tersebut. Ternyata ibu itu ingin turun untuk mencari dot untuk anaknya, dan meminta agar keretanya berhenti menunggu penumpang tersebut beli dot untuk anaknya,” ungkap Tuhu kepada WartaBromo, Sabtu (4/9/2021).

Penumpang atas nama Viary Meistamah yang sudah panik segera ditenangkan oleh Tuhu. Ia mengatakan, permintaan sang ibu tersebut tidak bisa dikabulkan. Ia menyarankan agar ibu tersebut masuk kembali ke kereta dan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.

“Sementara akan saya usahakan untuk mencari dot untuk anaknya di stasiun berikutnya,” ujarnya seperti yang disampaikan pada Viary.

Saat itu, Viary sempat menolak saran Tuhu dan bersikukuh turun dan mencari dot untuk anaknya yang sudah lemas karena tak minum susu. Namun Tuhu meyakinkan, apabila penumpang tersebut turun di stasiun Mojokerto justru akan merepotkan dirinya dan anaknya.

Baca Juga :   Rawan Laka, PT KAI Daop 9 Akan Tutup Perlintasan Tanpa Palang Pintu

“Akhirnya setelah dibujuk, ibu itu mau melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan saya komunikasi dengan pihak Stasiun Jombang (pemberhentian setelah Mojokerto) untuk mencarikan dot di toko sekitar stasiun, ternyata tidak ada,” ulas Tuhu.

Tuhu melanjutkan, untuk menenangkan sang ibu tersebut, ia menempatkan ibu tersebut di gerbong makanan. Selain agar sang ibu lebih tenang, Tuhu melokalisir masalah agar tak memicu keramaian dari para penumpang lain.

Tak putus asa lantaran di Stasiun Jombang tak dapat dot yang dibutuhkan, di sela melayani penumpang lain, Tuhu tetap menemani sang ibu. Pria yang juga sudah memiliki anak berumur 3,5 tahun ini lantas berkoordinasi dengan pihak stasiun Kertosono, Nganjuk.