Bertemu Emak-emak Pengasap Ikan Asal Gadingrejo, Omsetnya Bikin Melongo

1335
Pasuruan (wartabromo.com) – Pengasap ikan asal Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan masih eksis saat pandemi covid-19. Bahkan, omsetnya bisa mencapai Rp1 juta perhari. Kesibukan emak-emak mengasap ikan terlihat saat kita masuk dalam gang. Rata-rata rumah warga punya cerobong untuk mengasapi ikan. Zanati, pengasap ikan yang sudah 5 tahun menjalankan usahanya itu mengaku senang bisa membantu suami menambah kebutuhan keluarga. Dengan menggunakan sarung tangan, ia sangat telaten membolak-balik ikan yang berada di tungku. Ia juga dibantu oleh tetangganya untuk membersihkan ikan sebelum di asap. Satu persatu ikan jenis patin, balo hingga pari di potong dan ditusuk agar kuat saat di panggang.
Baca Juga :   Masuk ke Polres Pasuruan Kota Harus Scan QR Aplikasi Pedulilindungi
Bukan hanya arang, bahan baku yang digunakan untuk mengasap juga tak biasa. Namun, juga ada batok kelapa dan biji jagung yang sudah kering. Setiap 5 menit ia mengganti batok kelapa. Waktu yang ia kerjakan untuk mengasap i ikan tak membutuhkan waktu lama, cukup dengan 3-5 menit kemudian di angkat dari tungku. Zanati mengasap puluhan kilo ikan mulai pagi hingga sore. “Dari pagi hingga sore,” tutur Zanati, Rabu (29/9/2021). Ia menjual ikan asap ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Pasuruan. Dengan harga bijian Rp2500 – Rp3000. Omsetnya pun cukup menggiurkan, mulai dari Rp1 juta – Rp1,5 juta perhari, dengan rata-rata penghasilan mencapai Rp30 juta perbulan.
Baca Juga :   Dewan Soroti Pembangunan Ruang Kelas SDN Panggungrejo
“Nggak tentu, bisa Rp1 juta – Rp1,5 juta perhari,” katanya. Di kampung tersebut bukan hanya Zanati yang berkecimpung di dunia pengasapan ikan. Namun, ada 2-3 lagi warga yang mengasap ikan dari hasil tangkapan suaminya ketika melaut. Uswatun Khasanah, pengasap ikan yang tak jauh dari rumah Zanati itu juga sudah 8 tahunan menggeluti usaha itu. Ia lebih banyak mengasap ikan mujaer dan nila. Ia menjual ikan asap Rp50 ribu perkilo. “Kiloan kalau saya, dan dijual ke Pasar Bangil,” tutur Uswatun saat ditemui dirumahnya. Ia juga mengaku pernah terimbas pandemi covid-19. Awal-awal pandemi penjualannya terbilang sepi karena pasar-pasar tradisioanl tutup. Namun, saat ini penjualannya mulai meningkat, ia bisa mendapat omset Rp1 juta perhari.
Baca Juga :   Kasus Pembuangan Bayi di Lumbang Berakhir Diversi
“Awal-awal iya, pasar kan juga tutup. Tapi sekarang alhamdulillah keuntungan bisa dapat Rp300 ribu – Rp400 ribu sehari. Kalau rata-rata sebulan Rp30 juta an, tergantung penjualan itu,” ungkapnya. (don/may)