Gagal Tanam, Petani Karanganyar Tuding Tambak Udang

1104

Paiton (WartaBromo.com) – Sejumlah lahan pertanian di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo rusak. Petani menuding kejadian itu akibat rembesan limbah tambak udang.

Kerusakan lahan di Dusun Karang Anom itu, sudah terjadi sejak 4 tahun lalu. Tanaman, seperti padi dan tembakau tidak tumbuh optimal. Meski berbagai teknik pertani diaplikasikan di lahan tersebut. Salah satunya adalah milik Muhammad.

“Sudah sejak 4 tahun yang lalu kami petani di sini tidak bisa menanam padi dan tembakau. Padahal, sebelumnya kami selalu tanam dengan hasil bagus,” tuturnya pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Ia menuding kerusakan lahannya itu, dikarenakan tercemar limbah dari tambak udang. Lokasi budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) itu, tak jauh dari lahan pertanian.

Baca Juga :   Cerita Petani Organik, Lebih Untung dan Jadi Pahlawan Kesuburan Tanah

“Lokasinya dekat dengan sawah. Kami rugi dengan aktivitas tambak ini, per tahun itu bisa ruginya Rp 12 juta,” kata ia.

Ia mengatakan ada 12 petani yang lahannya rusak. Sekitar 2 tahun lalu, dirinya mewakili petani lainnya, bertemu langsung dengan pengelola tambak udang. Tujuannya untuk memina ganti rugi. Waktu itu, pengelola tambak pun menyepakati untuk memberikan ganti rugi.

“Sudah suruh dihitung biaya tanamnya berapa dan kerugiannya berapa, tapi sampai saat ini tidak ada ganti ruginya. Ketika ditanya lagi, malah sawahnya suruh dijual ke pihak tambak oleh Iwan (pengelola),” kata Muhammad.

Pengelola tambak selama ini, kata ia, memberikan beras 2 kilogram dan gula 1 kilogram kepada petani. Pemberian itu, diberikan setiap kali memanen udang. Tali asih itu, dinilai tak setimpal karena petani tidak dapat bercocok tanam.

Baca Juga :   Dispertan Pasuruan Akan Tetapkan Lahan Abadi Pertanian

“Tentu kami tetap berharap, pihak tambak tetap memberikan ganti rugi. Kami pun tidak mau menjual sawah kami, khawatir kerusakan yang terjadi menjadi lebih parah,” tegas ia.

Di lain pihak, Catur Iwan selaku pengelola tambak udang, membantah tudingan petani. Ia mengatakan kerusakan lahan itu, tidak ada kaitannya dengan aktivitas tambak udangnya. Kerusakan sawah tersebut, kata Iwan, justru disebabkan adanya luapan air sungai dan air laut.

“Tidak ada rembesan air dari dalam tambak. Penyebabnya karena luapan air dari sungai, terlebih belakangan ini kan sering hujan, jadi lebih ke faktor alam, bukan tambak,” sanggah Iwan. (cho/saw)