Pengadaan Seragam Sekolah Disorot, Dispendikbud: Semua Berjalan Fair

1352

Pasuruan (WartaBromo.com) – Pengadaan kain seragam sekolah untuk pelajar di Kota Pasuruan mendapat sorotan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kota Pasuruan memastikan semua sesuai ketentuan.

Kepala Dispendikbud Kota Pasuruan, Mualif Arief menegaskan, seluruh proses pengadaan kain seragam sekolah ini dilaksanakan secara fair dan transparan. Ia juga menepis tudingan adanya pengondisian lelang.

“Saya bisa pastikan semua berjalan fair dan transparan,” kata Mualif, Selasa (19/10/2021).

Soal jenis kain polyester yang menjadi sorotan, Mualif menyebut, bahwa memang kain itulah yang dinilai paling layak setelah pihaknya melakukan uji lab.

Ia menjelaskan, ada 12 kain yang diuji lab di Yogyakarta untuk keperluan pengadaan seragam sekolah di Kota Pasuruan ini. Uji lab itu dilakukan untuk mengukur kualitas kain-kain tersebut.

Baca Juga :   Bidik Pariwisata Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi, Pemkab Pasuruan Bangun Showroom UMKM di 2 Kecamatan

Usai uji lab yang pertama, Dispendikbud kembali melakukan uji lab kedua untuk mencari kain mana yang paling bagus untuk seragam sekolah.

“Hasil uji lab memang polyester. Setelah itu kami juga meminta pendapat ahli, dan hasilnya ada lima yang bagus dan direkomendasi. Jenisnya polyester,” imbuhnya.

Mualif berharap, pengadaan kain seragam gratis untuk pelajar di Kota Pasuruan bisa berjalan lancar dan pada akhir tahun nanti kain sudah sampai di tangan semua siswa-siswi di Kota Pasuruan.

Saat ini pengadaan kain seragam sekolah sudah masuk tahap lelang. Berdasar situs lpse.pasuruankota.go.id, pengadaan kain seragam ini terbagi dalam empat pekerjaan dengan nilai total Rp9 miliar.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengadaan kain seragam ini disorot oleh salah satu tokoh masyarakat di Kota Pasuruan, Junus Iljas pada Senin (18/10/2021).

Baca Juga :   Penuhi Kebutuhan Hidup, Alasan Ibu asal Pandaan Gadaikan Bayinya

Mantan Kasat Pol PP Kota Pasuruan itu menilai ada kejanggalan dalam lelang ini. Salah satu yang jadi perhatiannya adalah jenis kain polyester. Kain tersebut, kata Junus, susah didapatkan di pasaran.

Hanya pihak tertentu yang bisa menyediakan kain jenis tersebut. Ia pun akhirnya menduga-duga ada permainan atau yang lumrah dipahami sebagai pengondisian proyek.

“Karena kain itu ndak ada di pasaran. Hanya pabrik atau pihak tertentu yang bisa memproduksi. Pastinya, perhatian saya semata untuk kepentingan warga dan dinas berhati-hati, tidak gegabah,” kata Junus. (tof/ono)