Mitos Pernikahan Jawa Sunda yang Dilarang, Konon Ini Asal Muasalnya

3822

Pasuruan (wartabromo.com) – Larangan laki-laki Sunda menikah dengan perempuan Jawa masih kental dipercaya masyarakat Indonesia. Apabila larangan pernikahan ini dilanggar, maka menurut mitos ada malapetaka yang mengancam kehidupan keluarga dari dua suku tersebut.

Meski jaman telah modern, ternyata mitos pernikahan Jawa Sunda masih tetap dipercaya. Bahkan, Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), Agus Sunyoto tak mengelak mitos larangan pernikahan ini.

“Memang ada cerita yang memberi pengaruh besar terhadap larangan menikah Jawa Sunda,” kata Agus, dilansir dari merdeka.com.

Lantas, apa yang mendasari pernikahan Jawa Sunda dilarang?

Konon, larangan pernikahan ini muncul sejak peristiwa Perang Bubat dari abad ke-14. Perang ini diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citaresmi dari Negeri Sundan.

Baca Juga :   Tak Melulu Dianggap Mistis, Ternyata Ini Manfaat Kembang Kantil Bagi Kesehatan

Sang Prabu merasa tertarik pada putri Dyah karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit, yang dilukis secara diam-diam oleh Sungging Prabangkara, seorang seniman pada masa itu.

Kemudian, atas restu dari keluarga kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan untuk melamar putri Dyah pada Maharaja Linggabuana. Rencananya, proses pernikahan akan dilangsungkan di Majapahit.

Pasca menerima undangan tersebut, Maharaja Linggabuana lalu berangkat bersama rombongan Sunda ke Majapahit dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat. Namun sayang, kedatangan mereka dianggap sebagai bentuk penyerahan diri, karena ingin memenuhi Sumpah Palapa oleh Patih Gajah Mada.

Dari kesalahpahaman ini, terjadilah perang besar yang menyebabkan tewasnya rombongan Raja Sunda yang mengantar Putri Dyah Pitaloka untuk menikah dengan raja Hayam Wuruk. Bahkan, keluarga putri Dyah Pitaloka semua tewas di medan perang.

Baca Juga :   Ini Mitos Larangan Sebelum Menikah dalam Adat Jawa yang Tak Boleh Dilanggar

Mendapati peristiwa tragis semacam itu, konon putri Dyah memutuskan untuk bela pati (bunuh diri) dengan tujuan membela kehormatan bangsa dan negaranya. Sehingga, atas peristiwa ini, hubungan kedua kerajaan menjadi rusak.

Nah, dari kejadian itulah kemudian muncul larangan menikah antara laki-laki Jawa dan perempuan Sunda. Biasanya, dari pihak keluarga Sundalah yang melarang keras pernikahan antar dua suku ini berlangsung.

Sekadar diketahui, ada banyak versi cerita yang menyertai asal muasal penyebab larangan menikah Jawa Sunda. Selain cerita di atas, ada pula versi cerita lain, yaitu pernikahan tersebut dilakukan karena memang diniatkan untuk menyatukan Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Padjajaran.

So, cerita versi mana yang sering Bolo dengar? (trj/may)