5 Hal yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Jika Gagal Tes CPNS

3191
Apapun itu, jika kita tak lolos tes SKD CPNS dan setelah itu bingung mau ngapain, usahakan tetap memelihara pikiran positif. Mungkin kita sudah tirakat, belajar dengan tekun, hingga minta suwuk ke orang pintar, tapi Tuhan dan mesin komputer belum memberi kita kesempatan.

Oleh: Amal Taufik 

TAHUN 2019 lalu saya ikut tes SKD CPNS dan tidak lolos. Pertama, karena kurang berwawasan kebangsaan. Kedua, soal matematika saya isi hanya dengan mengandalkan insting. Waktu itu, bagi saya, soal tes wawasan kebangsaan (TWK) sungguh merepotkan. Anda tahu, segala-galanya harus dihubungkan dengan Pancasila.

Satu soal yang masih saya ingat sampai sekarang bunyinya kurang lebih begini:

“Pada akhir pekan, Anda sekeluarga hendak berlibur. Bagaimana Anda menentukan tempat liburan yang sesuai nilai-nilai Pancasila?”

Seumur-umur, pertimbangan saya dalam menentukan tempat liburan hanya sau: ongkos. Bukan nilai-nilai Pancasila. Saya tidak pernah memikirkan apakah tempat liburan itu berketuhanan yang maha esa atau berkemanusiaan yang adil beradab atau bahkan membangkitkan rasa persatuan Indonesia. Lha saya bingung akhirnya soal itu mau dijawab apa.

Baca Juga :   Egrang, The Spirit of Ndeso

Beberapa teman yang saat itu senasib dengan saya terlihat sedih, kecewa, menyesal, muram seperti orang cacingan. Sebab jika tak lolos tes SKD CPNS artinya kami harus menunggu tahun depan.

Itu pun kalau ada lagi. Kalau ada moratorium PNS bagaimana? Kalau peraturannya berubah bagaimana? Misalnya perubahan batasan usia, standar IPK, kuota, dan lain sebagainya.

Ada di antara mereka yang sudah ikut lebih dari dua kali dan masih belum beruntng. Tahun ini mereka ikut lagi dan tetap tidak hoki. Enak kalau kita masih punya pekerjaan, yang artinya apabila tak lolos tes CPNS, kita bisa kembali ke pekerjaan semula. Nah kalau yang tidak punya?

Apapun itu, jika kita tak lolos tes SKD CPNS dan setelah itu bingung mau ngapain, usahakan tetap memelihara pikiran positif. Mungkin kita sudah tirakat, belajar dengan tekun, hingga minta suwuk ke orang pintar, tapi Tuhan dan mesin komputer belum memberi kita kesempatan.

Baca Juga :   Rawe-rawe Rantas, Malang-malang Nasibmu

Apa boleh bikin? Kita boleh kecewa, sedih, putus asa, namun bagaimanapun gagal tes SKD CPNS bukan akhir dari segalanya.

Dan yang terpenting, saran saya jangan lakukan 5 hal ini jika tak lolos tes SKD CPNS:

  1. Merampok Leasing

Walau mungkin kita penggemar sekaligus terinspirasi serial Money Heist dan ditambah punya rasa jengkel kepada leasing karena sering nagih cicilan ke rumah, jangan melampiaskan kekecewaan dengan melakukan hal ini.

Pertama, tentu dalam konteks tes CPNS, leasing tidak salah apa-apa dan tidak tahu apa-apa. Kedua, kita bukan The Professor yang jenius dalam merencanakan perampokan. Ketiga, ngapain sih perkara tidak lulus CPNS aja sampai ngrampok leasing?

  1. Ngotot Ikut Tes SKD di Sesi Berikutnya

Ini tindakan konyol. Saya membayangkan ada seorang peserta tes SKD CPNS tidak lolos passing grade. Ia keluar ruangan sebentar, lalu di sesi berikutnya dia ingin masuk lagi.

Baca Juga :   Mewakili Ningsih Tinampi, Surat Balasan untuk Asad Asnawi

Sampai di pintu masuk dia dihentikan petugas karena nomor pesertanya tidak sesuai. Tetapi dia ngotot mau remedi karena tidak lolos passing grade. Si petugas juga ngotot kalau ini bukan ujian akhir sekolah yang ada remedi. Coba Anda bayangkan sendiri, konyol kan?

  1. Menggulingkan Kekuasaan

Di banyak tempat, revolusi biasanya dipicu dari adanya ketidakadilan, kesenjangan ekonomi yang parah, pemerintahan yang otoriter, korup, kejahatan kemanusiaan, dan lain sebagainya. Bukan dari banyaknya orang yang tidak lolos tes SKD CPNS.

Jangan sampai hanya karena tidak lolos tes SKD CPNS lalu kita meyakini pemerintahan saat ini zalim lalu berambisi menggulingkan pemerintahan dan mendirikan negara baru. Itu rencana yang sungguh sia-sia.

  1. Mengedarkan Pil Koplo

Bolehlah kita kecewa karena tak lolos passing grade, sementara di luar sana banyak orang-orang yang hoki dan mungkin sekarang sudah berpakaian hitam putih, duduk di kantor pemerintahan—sambil main Zuma.