Pencari Kerang Ini Rela ke Pelosok Desa, Bangkitkan Literasi di Tengah Pandemi

1172
Seorang mahasiswa asal Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, layak menjadi pejuang literasi milenial di era saat ini. Meski hidup sebagai pencari kerang, dia optimis bisa menebarkan semangat membaca. Kepada anak-anak di pelosok negeri. Di tengah pandemi covid19 yang masih belum jelas kapan akan berakhir ini.

Laporan H. Lailatuansyah, Probolinggo

SETIAP hari, Muhammad Amir Hamzah, pemuda kelahiran Probolinggo, 8 Oktober 1999, harus berkendara puluhan kilo ke pelosok desa.

Sambil membawa perbekalan buku bacaan, dia mendatangi Desa Pohsangit, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari rumahnya di Desa Bayeman, Kecamatan Tongas.

Begitu sampai di rumah warga yang dituju, Mahasiswa semester tujuh Universitas Negeri Surabaya ini, langsung membagi-bagikan buku bacaan kepada anak-anak desa setempat. Saat itu juga, mereka belajar, dan membaca bersama seputar buku bacaan yang dibawa amir.

Baca Juga :   Mempelai Pria Nekat Nikah saat Covid, Jalani Karantina hingga Kasus Positif Covid di Kabupaten Pasuruan Didominasi Dokter dan Perawat | Koran Online 14 April

Amir menamai kegiatan ini sebagai rumah baca cahaya. “Saya ingin menebarkan semangat membaca kepada anak-anak desa. Sesuai dengan namanya, setelah membaca buku yang merupakan jendela dunia, anak-anak ini mendapat cahaya penerang tentang indahnya dunia,” jelasnya, Kamis (04/11/2021).

Dipilihnya Desa Pohsangit, sebagai lokasi rumah baca cahaya ini bukan tanpa alasan. Desa ini berada di pelosok yang jauh dari jangkauan tehnologi. Tidak ada sinyal ponsel yang masuk ke desa ini. “Jangankan ponsel, buku bacaan saja, sulit ditemui. Sementara saat pandemi ini, metode pembelajaran memanfaatkan jaringan internet atau daring,” ujarnya.

Melalui jaringan yang dimiliki, Amir akhirnya mengumpulkan para donatur yang peduli dengan dunia literasi. Mereka diharapkan bisa membantu dengan menyumbangkan buku bacaan untuk anak-anak desa ini.

Baca Juga :   Koran Online 12 Ags : Permen Bikin Emak-emak Keracunan, hingga Pria Probolinggo Jajakan Wanita Lumajang Via Medsos

“Senang sekali waktu kak Amir datang, bisa membaca buku. Mulai buku cerita atau pelajaran,” kata salah satu anak desa, Herlin.

Rumah baca cahaya dirintis sejak tahun lalu, ketika pandemi covid-19 mulai melanda. Anak-anak diajak belajar bersama tentang materi pelajaran di sekolah dan juga pengetahuan lain di sekitar mereka.

Menariknya, Kegiatan ini mendapat respon positif dari para orang tua. Mereka mengaku sangat mendukung kegiatan yang dilakukan Amir kepada anak-anak saat berada di rumah.

“Alhamdulillah mendapat kepedulian berupa buku bacaan. Semoga anak-anak di desa kami bisa pinter, dengan membaca bersama Amir ini,” sebut salah satu warga, Mutmainah.

Dibalik perjuangan sekaligus pengorbanan Amir ini, siapa sangka dia adalah seorang pekerja keras. Amir adalah seorang pencari kerang di Pantai Jaringan, Tongas.

Baca Juga :   Maling Gasak 4 Kotak Amal Masjid An-Nur Paiton

Setiap siang hari, dia berangkat dari rumahnya. Sambil membawa jaring dan alat tangkap lain, Amir menyusuri Pantai Tongas. Saat air surut, saat itulah dia menggali pasir untuk mendapatkan binatang laut ini.

Pekerjaan inilah yang kemudian menjadi pemicu baginya untuk menebarkan semangat kepada anak-anak di pelosok desa. “Saya hanya tidak ingin masa muda anak-anak dihabiskan dengan berleha-leha dan santai. Namun harus bekerja keras untuk menggapai cita-cita. Salah satunya melalui giat membaca,” pungkas Amir.

Melalui kegiatannya dalam rumah baca cahaya ini, Amir meyakinkan bahwa semangat belajar, semangat membaca, dan juga semangat literasi masih ada di negeri ini. Amir berharap, bahwa semangat ini terus membara untuk membawa mereka ke jenjang yang lebih berguna. (*)