Pemkab Lumajang Kaji Pindah Kantor di JLT

1191

Lumajang (wartabromo.com) – Bupati Lumajang akan pindahkan kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten Lumajang ke Jalan Lintas Timur (JLT). Sesaknya “ruang gerak” disebut jadi alasan perpindahan kantor tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq beberapa waktu lalu. 

“Rencana kami, perkantoran pemerintahan daerah pindah ke JLT, yang jalannya luas, double track. Karena perkantoran pemerintahan yang sekarang sudah kami rasa sangat sempit dan terlalu crowded,” jelasnya dilansir dari website resmi Pemkab Lumajang. 

Cak Thoriq -sapaan akrabnya- menyebutkan, selain untuk memperluas kantor, perpindahan ini sebagai upaya untuk membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar JLT. Kawasan tersebut akan menjadi pusat pemerintahan.

“Begitu perkantoran baik pemerintahan, lebaga vertikal pindah ke JLT supaya antar kelembagaan memiliki sarana yang lebih representatif untuk melayani masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga :   Diajak Duel Korban, Pencuri Kambing asal Lumajang Ini Lari Terbirit-birit

Meski begitu, belum bisa dipastikan kapan rencana ini bakal direalisasi. Cak Thoriq menyebut, proyek ini masih sebagai rencana untuk beberapa tahun ke depan. Pihaknya masih melakukan koordinasi lintas sektor, mengkaji Rencana Detail Tata Ruang. 

“Harus kita kaji RDTR untuk kita memastikan bahwa perkembangan ini betul-betul terkontrol,” ujar Cak Thoriq.

Pria nomor 1 di Lumajang ini juga menyebut jika prioritas pemerintah saat ini di perbaikan jalan dan infrastruktur. Ia juga memastikan jika pusat kota Lumajang masih di Kecamatan Lumajang. 

Sekadar diketahui, JLT ini membentang dari Tukum, KecamatanTekung hingga Jalan Raya Lumajang – Jember (Nasional III). Jalur ini mulanya merupakan persawahan, hingga terbangun beberapa perumahan, toko di sekitarnya.

Baca Juga :   Wanita Mandi Telanjang di Alun-alun Kraksaan, hingga Pohon Tumbang Timpa 4 Pengendara | Koran Online 11 Des

JLT sempat dipetakan menjadi daerah rawan begal oleh Polres Lumajang. Wilayah yang cukup jauh dari perkotaan dan minim penerangan jadi penyebabnya. (may/ono)