Cegah Kasus Stunting Meningkat, Begini Strategi Pemkot Pasuruan

997

Pasuruan (wartabromo.com) – Pandemi Covid-19 berimbas meningkatnya kasus stunting yang terjadi pada anak-anak di Kota Pasuruan. Untuk itu, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf segera menyusun strategi dan bergerak cepat guna mencegah penambahan kasus.

Adapun salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar “Rembuk Stunting” serta deklarasi percepatan penanganan stunting. Dalam kegiatan ini, Gus Ipul (sapaan akrabnya) menghadirkan para ahli terkait.

Diantaranya ahli gizi, ahli kesehatan, ahli anak serta pakar infrastruktur hingga perangkat daerah terkait.

“Masa pandemi covid-19 ternyata juga berimbas pada peningkatan jumlah stunting. Berdasarkan data, angka stunting di Kota Pasuruan meningkat jadi 23% dari yang sebelumnya hanya 19%,” ungkap Gus Ipul saat membuka rembuk stunting di gedung Gradika, Selasa (16/11/21).

Baca Juga :   Koran Online 18 Juli : Emak-emak di Bangil Jual Sabu, hingga Prosesi Yadnya Kasada Suku Tengger

Lebih lanjut dijelaskan, sebenarnya angka stunting di Kota Pasuruan masih di bawah rata-rata nasional. Namun, tetap saja kasus ini tak boleh diabaikan dan jadi PR bagi semua pihak agar segera diselesaikan.

“Ini PR bagi kita semua untuk menangani ini, saya meminta agar semua pihak ikut bekerjasama. Termasuk yang saya minta tadi ke kepala Kemenag Kota Pasuruan agar bersama melakukan pelatihan pra nikah,” tegas Gus Ipul.

Sosok yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur itu melanjutkan, pelatihan pra nikah yang dimaksud adalah pelatihan supaya sepasang suami istri bukan hanya memahami hak dan kewajiban. Melainkan bisa memahami cara mengasuh dan memenuhi kebutuhan gizi anak.

Baca Juga :   Tahun Baru di Kota Pasuruan, 613 Personel Gabungan Dikerahkan untuk Pengamanan

Pasalnya, edukasi semacam ini sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya agar stunting bisa terselesaikan.

“Ada tiga hal yang harus diperbaiki dalam menangani stunting di antaranya adalah perbaikan pola makan anak, pola asuh anak serta pemenuhan daya dukung infrastruktur dasar seperti sanitasi dan ketersediaan air bersih,” pungkas Gus Ipul.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, dr Sherly Marlena, turut angkat bicara menanggapi kasus peningkatan kasus stunting ini. Ia mengatakan, pola makan dan pola asuh serta daya dukung infrastruktur mempengaruhi 70 persen stunting.

“Kalau pengobatan hanya mempengaruhi 30 persennya. Jadi perlu kerja bersama untuk menangani stunting ini,” kata Sherly. (trj/**)