Awas DBD Mengancam!

1217

Kraksaan (WartaBromo) – Serangan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah mengintai warga Kabupaten Probolinggo. Warga pun diminta untuk mewaspadainya jelang musim penghujan.

Apalagi dalam 3 terakhir, warga yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup tinggi. Sejak September hingga awal November, tercatat 15 warga Kabupaten Probolinggo terkapar akibat gigitan nyamuk itu.

“Jumlah kasus ini bisa saja terus bertambah, karena ini masih catatan sementara. Dalam arti kami belum update data-data terbaru untuk kasus DBD ini,” sebut Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Vironica, Jumat, 26 November 2021.

Sejak Januari hingga awal November, tercatat ada 131 kasus DBD. Rinciannya, Januari 6, Februari 19, Maret 53, April 8, Mei 11, Juni 19. Untuk Juli hingga Agustus 0 kasus. Kemudian September 2, Oktober 12 dan November 1. Satu pasien meninggal dunia pada Maret.

Baca Juga :   Titik Akses Keluar-Masuk Kabupaten Pasuruan yang Disekat hingga Janda Muda Kraksan Dibunuh Dukun | Koran Online 19 April

Jumlah itu, memang lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Pada angka DBD sebanyak 171 dengan 1 kematian. Yakni rinciannya, Januari 56, Februari 45, Maret 33, April 8 dengan 1 orang meninggal dunia, Mei 5, dan Juni 3. Kemudian Juli 5, Agustus 2, September 4, Oktober 2, November 3 dan Desember 5.

“Data tahun ini masih bersifat sementara. Karena belum termasuk hingga 30 November. Ya semoga saja tidak terlalu parah tambahannya nanti,” lanjut dokter Viro.

Masuknya musim hujan sejak September lalu, membuat pihaknya waspada. Biasanya warga yang terserang DBD bertambah, ketika intensitas hujan tinggi. Contohnya pada September hanya 2 kasus, namun pada Oktober naik menjadi 12 kasus.

Baca Juga :   Tak Lagi Kuning, Lumajang Sekarang Zona Oranye

Karenanya warga diimbau untuk berperilaku sehat. Dengan menerapkan 3 M, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas.

“Agar meminimalisir tempat berpotensi berkembangnya jentik-jentik nyamuk. Juga menekan angka kematian,” tandas wanita yang juga Jubir Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo itu. (cho/saw)