Sidak Proyek Lapangan Krapyak, Ini Temuan Dewan Kota

1512

Pasuruan (WartaBromo.com) – Pembangunan lapangan di Kelurahan Krapyakrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan jadi sorotan dewan setempat. Mereka menilai perencanaan proyek tersebut kurang matang.

Dipimpin Ketua Komisi III, Ismu Hardiyanto, sidak dilakukan Jumat (07/2/2022) pagi. Menurut Ismu, sapaannya, sidak dilakukan untuk mengetahui hasil pengerjaan proyek tersebut.

Berdasar penelusuruan di LPSE Kota Pasuruan, proyek ini ditenderkan pemkot dengan pagu anggaran Rp2 miliar dan dikerjakan oleh CV Lurus Bali dengan nilai kontrak Rp1,6 miliar. Proyek tersebut tuntas pada Desember 2021 lalu.

“Dari sisi kerapian perlu dikoreksi. Pagu anggarannya Rp2 miliar, kontraknya Rp1,6 miliar. Tapi penampilannya tidak segagah yang kita bayangkan. Kelihatan suram. Tidak sesuai ekspektasi,” kata Ismu.

Baca Juga :   Ini Rekomendasi Dewan Terhadap LKPj Wali Kota Pasuruan TA 2019

Dewan memberikan sejumlah catatan terkait pembangunan lapangan di Krapyakrejo ini. Ismu menyebut, misalnya pemasangan tiang gawang, tapi tak ada jaringnya, lalu lampu lapangan juga tidak ada.

Selain itu, tidak ada paving yang seharusnya dipasang di pintu masuk. Tak hanya itu, instalasi lampu di beberapa ruangan juga berkurang, serta ukuran lapangan juga berubah.

Semua bagian itu, kata Ismu, sebenarnya sudah ada di dalam perencanaan, namun tidak dilakukan. Politisi PKS itu menyebut, ketika membangun sempat terjadi kekurangan urukan.

“Sehingga volume urukannya ditambah dan uangnya ditambah. Akhirnya menghilangkan bagian lainnya,” kata Ismu.

Untuk ukuran lapangan, lanjut Ismu, semula di perencanaan luasnya 40X90 meter, tapi kemudian berubah menjadi 60X90 meter.

Baca Juga :   Protes Jalan Rusak, Warga Wangkal Tanami Jalan Raya dengan Pohon Pisang

Menurut Ismu, ini terjadi karena pelaksana, oleh masyarakat sekitar, diminta untuk memaksimalkan kapasitas luas lokasi yang ada.

Dewan menyimpulkan perencanaan proyek ini kurang matang. Ke depan, dewan meminta agar dalam mengerjakan proyek semacam ini melibatkan semua stakeholder, termasuk masyarakat sekitar.

“Jadi perencanaan tidak hanya di belakang meja. Tapi harus melihat sejauh mana kebutuhan yang ada dan dituangkan dalam perencanaan itu,” pungkas Ismu. (tof/asd)