Kisah Ketua Panlih Ranugedang Bawa Bayi 6 Hari Saat Lipat Surat Suara

1032

Gelaran Pilkades serentak di Kabupaten Probolinggo tinggal sekedipan mata. Kesuksesan pesta demokrasi ini, tak terlepas dari perjuangan panitia pemilihan (Panlih) desa. Di Kecamatan Tiris, ada ketua Panlih yang rela ikut melipat surat suara sembari membawa bayi berusia 6 hari

Laporan : Choirul Effendi, Probolinggo

Tanpa rasa canggung atau risih, Rike Nurmalita datang ke Mapolsek Tiris untuk melipat suara pada Selasa, 12 Februari 2022. Ia tak sendirian, tapi menggendong bayi yang baru berusia 6 hari. Rike termasuk nekat datang ke lokas pelipatan surat suara, mengingat bayinya belum genap sepekan brojol ke dunia fana.

“Lahirnya baru beberapa hari yang lalu, Minggu, 6 Februari lalu. Diberi nama Haidar. Prediksi dokter ternyata meleset,” tuturnya ketika dihubungi WartaBromo melalui sambungan selulernya.

Meski punya bayi, Rike selaku ketua Panlih tak mau berpangku tangan dan mendelegasikan wewenang ke anggota Panlih lainnya.

“Pelipatan surat suara harus ada tanda tangan saya sebagai ketua panlih. Jadinya Haidar juga ikut karena memang belum bisa ditinggal,” ujarnya.

Wanita berjilbab tersebut, lantas menuturkan keterlibatannya dalam pesta demokrasi desa tersebut. Jauh hari sebelum tahapan pilkades dimulai, ia diminta oleh Badan Permusyawaratan Desa Ranugedang, untuk menjadi panitia pilkades dari perwakilan ASN (aparatur sipil negara). Permintaan itu, diiyakan lantaran ia ingin berkontribusi dan mengabdi ke desa.

Ketika diminta menjadi Panlih, ia belum berbadan dua. Dalam perjalan waktu, guru sekolah tersebut hamil anak ke-4. Meski kondisi hamil, ia tetap aktif dalam kegiatan Pilkades. Bahkan kemudian terpilih sebagai ketua Panlih, ketika ketua sebelumnya mengundurkan diri.

Dengan kondisi usia kandungan yang sudah tua, ia tetap gigih menjalankan tugasnya sebagai ketua panlih. Bahkan, ia sempat memimpin rapat pleno pengumuman 5 cakades (Calok kepala desa) yang lolos dari 8 bacakades (bakal calon kepala desa) yang mendaftar. Dalam kondisi kandung berusia 10 bulan, ia mengetok palu pada 5 Januari lalu.

Rike menyebut usia kandungan ketika dirinya melahirkan sekitar 11 bulan. Ia mengaku tak terkejut dengan usia kandungan itu. Ia memang mempunyai riwayat melahirkan dengan usia kandungan yang lama, yakni hingga 10 – 11 bulan ketika hamil 3 anak sebelumnya. Meski dokter kandungan memperkirakan ia bakal melahirkan pada 30 Desember 2021.

“Prediksi dokter ternyata meleset. Mungkin karena kecapekan, kondisi kepalanya itu tidak berada sesuai di jalan keluarnya, akhirnya saya harus operasi sesar,” ungkap perempuan berusia 38 tahun itu.

Kegigihan pejuang demokrasi tersebut, diapresiasi Teguh Prihantoro selaku Camat Tiris. Ia berharap semangat dan tanggung jawab Rike Nurmalita, dapat menginspirasi Panlih lainnya. Dalam mengemban amanah yang diberikan dan dipercayakan. Sehingga, Pilkades bisa berjalan lancar dan aman.

“Rasa tanggung jawab dari Bu Rike ini memang luar biasa. Ini patut dicontoh. Pejuang demokrasi yang betul-betul bertanggung jawab dalam menyukseskan Pilkades,” ucap ia secara terpisah.

Teguh pun berharap Desa Ranugedang dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas pada 17 Februari 2022. Mampu membawa kesejahteraan masyarakat.

“Semoga berlangsung kondusif, siapapun yang terpilih sebagai kepala desa dapat mengayomi warga,” tandas Teguh. (*)