Masih Langka, Penjual Gorengan Hingga Warga Susah Cari Migor

679
Pasuruan (wartabromo.com) – Persediaan minyak goreng di Kota maupun Kabupaten Pasuruan masih langka. Dampaknya, sejumlah pedagang gorengan hingg warga masih kesulitan untuk mendapatkan migor sesuai HET. Informasi yang diterima wartabromo.com, sejumlah pedagang gorengan mengeluhkan susahnya mendapat migor sesuai dengan HET yang ditetapkan oleh Pemerintah. Toko-toko ritel diketahui juga hanya menyediakan pasokan migor terbatas. “Saya keliling tiap pagi ke minimarket satu ke yang satunya, gada sama sekali susah,” ujar Rozikin salah satu pedagang gorengan di wilayah Gondang Wetan, Kamis (17/2/2022). Bahkan, ia terpaksa untuk membeli migor di pasar tradisional dengan harga yang tak sesuai HET. Per dua liter, migor kemasan dijual dengan harga Rp. 36.000 -Rp. 37.000. Akibatnya, keuntungan yang didapatkannya semakin berkurang.
Baca Juga :   New Normal; Bujet Penanganan Dampak Ekonomi Naik, Sosial Turun
“Kalau kaya gini terus berkurang lah untungnya, mau mengurungi ukuran, resikonya juga ke pelanggan, bingung kalau kaya gini,” tandasnya. Hal senada juga diungkap oleh Zuliati, pedagang gorengan di kawasan Jalan Panglima Sudirman, Kota Pasuruan. Ia mengaku kelabakan saat mencari minyak goreng, di beberapa toko minimarket stok migor nampak kosong. “Kalau nggak ditungguin habis, kita nggak tau datangnya minyak goreng di minimarket. Pas dateng tiba-tiba uda kosong,” tuturnya. Untungnya, salah satu toko swalayan di area alun-alun Kota Pasuruan menyediakan migor kemasan. Namun, harus berebut atau antri jika ingin mendapatkannya. Ia menyebut jika kebutuhan minyak goreng untuk jualannya sehari bisa menghabiskan 2-4 liter.
Baca Juga :   Buruh PT Sari Rajut Demo Gara-gara Gaji Turun, hingga Dua Pria di Pasuruan Oplos LPG 3 Kg Demi Nyicil Mobil | Koran Online 22 Feb
“Antri dulu , tapi memang harus sabar. Gimana lagi wong itu buat jualan,” tuturnya. Sementara itu, sejumlah warga juga mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng curah dengan HET. Harga yang dibeli saat ini masih di harga yang lama, yakni Rp19.000-Rp22.000 perliter. “Saya sih biasa aja, walaupun mahal yah tetap saya beli kan emang kebutan masak tiap hari,” kata Ruris salah satu warga. (don/may)