2 Calon Dukun Tengger di Wisuda Samkara

798

Probolinggo (wartabromo) – Suku Tengger bakal mempunyai dukun anyar. Dua kandidat Dukun Tengger bakal menjalani prosesi ujian calon dukun pandita atau Mulunen, pada acara Yadnya Kasada 1944 Saka, Kamis dinihari, 16 Juni 2022.

Pada Yadya Kasada kali ini, ada dua warga yang menjalani Mulunen. Disebut Mulunen karena calon dukun harus merapalkan mantra pulun. Mantra ini hanya dirapalkan saat wisuda samkara dan unan-unan (tradisi 5 tahunan).

Mereka adalah Sutris dari Desa Kedasih Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Kemudian Nur Fadli dari Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Pengujinya merupakan Ketua Paruman Dukun Tengger, Sutomo.

“Keduanya calon dukun baru atau bukan pengganti dukun sebelumnya,” ucap Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto pada Rabu, 15 Juni.

Baca Juga :   Habisi Adik Sendiri, Musthofa Gegerkan Warga Rembang hingga 3.640 Vaksin Covid Sudah Datang di Pasuruan | Koran Online 26 Jan

Prosesi Mulunen dimulai sekitar pukul 03.30 WIB, setelah pembacaan sejarah Kasada, Puja Stuti Dukun Pandhita. Setelah itu, barulah Mulunen dimulai. Kemudian dilanjut dengan prosesi Mekakat atau upacara penutup.

Dalam prosesi itu, para calon dukun tersebut setidaknya harus hapal 50 persen mantra yang umum dipakai. Seorang dukun dinyatakan lulus apabila mampu merapalkan mantra pulun dengan lancar. Kesempatan hanya diberikan maksimal tiga kali.

“Kalau pertama kali merapalkan lancar, ya langsung dianggap lulus. Tetapi kalau masih kurang lancar, maka diberi kesempatan dua kali lagi. Kalau pada kesempatan ketiga tidak lancar juga, ya dianggap tidak lulus,” lanjutnya.

Jumlah Dukun Suku Tengger

Saat ini, Suku Tengger mempunyai 53 dukun yang tersebar di 4 kabupaten. Yakni Kabupaten Probolinggo dan Lumajang, dikenal sebagai Brang Wetan. Kemudian Kabupaten Pasuruan dan Malang, dikenal dengan Brang Kulon. Jika keduanya lulus, maka dukun Suku Tenger genap 55 orang.

Baca Juga :   PBNU Pernah Kendalikan Organisasi Dari Rumah di Kota Pasuruan hingga PKB Kembalikan Kelebihan Bantuan Keuangan, Apa Kabar Gerindra-PPP? | Koran Online 1 Feb

Guru Agama Hindu itu, menegaskan jika areal upacara di Pura Luhur Poten tertutup untuk umum saat Yadnya Kasada. Hanya dikhususkan bagi warga Suku Tengger. “Baik mereka yang berasal dari brang wetan maupun brang kulon,” tandas Bambang.

Ritual Yadnya Kasada merupakan penghormatan warga suku Tengger terhadap leluhurnya, yakni pasangan suami istri, Roro Anteng dan Joko Seger. Dalam pitutur disebutkan, jika keduanya rela mengorbankan anak ke-25, yakni Raden Kusuma untuk dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo. Untuk menepati janji kepada Sang Hyang Widhi.

Sebagai penghormatan, warga Suku Tengger tiap tahun melarung harta ke kawah Gunung Bromo. Suku yang mengklaim sebagai keturunan Kerajaan Majapahit itu, merelakan hasil bumi, ternak dan uang untuk dilarung. (lai/saw/may)